Jakarta (Antara Bali) - Sekolah adalah salah satu tempat rawan yang bisa menjadi pusat penyebab demam berdarah karena nyamuk Aedes Aegypti biasanya aktif pada saat anak berada di sekolah, yaitu pukul 08.00-10.00 dan 15.00-17.00.

Risiko penularan demam berdarah lebih tinggi bila banyak genangan air tidak terurus di sekolah yang menjadi tempat bersarangnya jentik nyamuk, kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dr Dien Ermawati, M.Kes, hari ini.

Dia menjelaskan beberapa tempat di sekolah yang bisa menjadi sarang jentik nyamuk adalah kamar mandi dan kolam.

"Tapi sekolah dasar DKI Jakarta sebagian besar pakai ember, bukan bak jadi tidak ada lagi tempat penampungan jentik," ujarnya di Jakarta, Minggu.

"Tetapi di taman-taman sekolah kadang ada kolam berisi air tapi tidak ada ikannya, itu rawan jadi sarang berkembangnya nyamuk," lanjutnya.

Pemberantasan sarang nyamuk, kata Dien, adalah cara penting untuk membasmi kasus demam berdarah. Pada 2013, jumlah kasus DBD di provinsi DKI Jakarta melonjak menjadi 10.156 dari 6.669 dibandingkan tahun sebelumnya.

Dien mengatakan lonjakan ini juga dipengaruhi oleh perubahan iklim yang membuat genangan-genangan air bertambah banyak.

Cara efektif memberantas sarang nyamuk adalah menutup tempat penampungan air seperti tangki air dan drum, menguras dan menyikat dinding tempat penyimpanan air seperti bak mandi dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air.

Cara lain mencegah munculnya jentik nyamuk adalah memelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan cupang dan membubuhkan larvasida di tempat yang sulit dikuras atau daerah sulit air. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014