Jakarta (Antara Bali) - Minat anak muda pada robot semakin meningkat, seiring dengan
adanya kompetisi tahunan yakni Kontes Robot Indonesia, demikian kata
Ketua Dewan Juri Wahidin Wahab.
"Kontes ini mampu memindahkan sebagian besar perhatian anak muda dari kegiatan tidak jelas ke teknologi," ujar Wahidin dalam acara konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Minat generasi muda terhadap robot semakin meningkat. Terbukti, dengan sebanyaknya peserta kontes robot tersebut.
"Jumlah peserta membeludak terus, maka seleksi awal dilakukan di lima regional," katanya.
Dia menambahkan teknologi merupakan tulang punggung negara maju. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan sejak dini.
Sebanyak 72 tim yang berasal dari 30 perguruan tinggi berkompetisi dalam ajang Kontes Robot Indonesia 2014 tingkat regional II yang diselenggarakan di Universitas Tarumanagara.
Regional II meliputi perguruan tinggi yang berasal dari Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Kontes ini adalah ajang seleksi untuk kompetisi yang lebih tinggi lagi yakni International ABU Robocon yang akan berlangsung di Pune-India pada 24 Agustus.
Pelaksanaan KRI itu terdiri atas lima divisi yakni Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe beroda, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe berkaki, Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI), dan Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI).
"Prestasi Indonesia cukup bagus, tahun lalu tim kita dapat juara kedua dan piala prestisius."
Ketua Panitia KRI Regional II Prof Dr Agustinus Purna Irawan mengatakan peserta dalam kompetisi itu cukup banyak.
"Tim-tim ini diseleksi melalui dua tahap yakni proposal dan evaluasi," kata Agustinus.
Rektor Universitas Tarumana, Prof Ir Roesdiman Soegiarso MSc PhD, mengatakan pihaknya sangat mendukung KRI 2014.
"Kami sangat mendukung kontes robot ini, karena merupakan masa depan bangsa," ujar Rektor.
Universitas Tarumanagara berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada semua tim dan para pendukungnya, sehingga dapat memperoleh kesuksesan pada KRI 2014 tingkat II itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kontes ini mampu memindahkan sebagian besar perhatian anak muda dari kegiatan tidak jelas ke teknologi," ujar Wahidin dalam acara konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Minat generasi muda terhadap robot semakin meningkat. Terbukti, dengan sebanyaknya peserta kontes robot tersebut.
"Jumlah peserta membeludak terus, maka seleksi awal dilakukan di lima regional," katanya.
Dia menambahkan teknologi merupakan tulang punggung negara maju. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan sejak dini.
Sebanyak 72 tim yang berasal dari 30 perguruan tinggi berkompetisi dalam ajang Kontes Robot Indonesia 2014 tingkat regional II yang diselenggarakan di Universitas Tarumanagara.
Regional II meliputi perguruan tinggi yang berasal dari Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Kontes ini adalah ajang seleksi untuk kompetisi yang lebih tinggi lagi yakni International ABU Robocon yang akan berlangsung di Pune-India pada 24 Agustus.
Pelaksanaan KRI itu terdiri atas lima divisi yakni Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe beroda, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe berkaki, Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI), dan Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI).
"Prestasi Indonesia cukup bagus, tahun lalu tim kita dapat juara kedua dan piala prestisius."
Ketua Panitia KRI Regional II Prof Dr Agustinus Purna Irawan mengatakan peserta dalam kompetisi itu cukup banyak.
"Tim-tim ini diseleksi melalui dua tahap yakni proposal dan evaluasi," kata Agustinus.
Rektor Universitas Tarumana, Prof Ir Roesdiman Soegiarso MSc PhD, mengatakan pihaknya sangat mendukung KRI 2014.
"Kami sangat mendukung kontes robot ini, karena merupakan masa depan bangsa," ujar Rektor.
Universitas Tarumanagara berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada semua tim dan para pendukungnya, sehingga dapat memperoleh kesuksesan pada KRI 2014 tingkat II itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014