Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat di Provinsi Bali akan melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk serentak pada Mei 2014 sebagai salah satu upaya ikut berpartisipasi aktif menurunkan jumlah kasus demam berdarah di Pulau Dewata.

"Jadi nanti masyarakat setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu dalam bulan Mei mendatang akan melakukan kerja bakti dan bersama-sama membersihkan tempat-tempat yang potensial menjadi sarang nyamuk. Pemprov Bali sudah mengeluarkan surat edaran untuk hal tersebut yang ditandangani oleh gubernur untuk ditindaklanjuti bupati/wali kota dan jajarannya hingga ke bawah," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, jumlah kasus demam berdarah tiap tahunnya kecenderungan akan meningkat pada bulan Februari hingga Mei. Di saat curah hujan naik, jumlah kasus juga meningkat. Pada Maret 2014 saja, kasus yang terduga (suspect) demam berdarah di Bali mencapai kisaran 800 orang dan terbanyak terjadi di Kabupaten Buleleng.

"Sesuai dengan hasil analisa kami, pengendalian demam berdarah (DB) itu lebih maksimal lewat PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dan bukan melalui penyemprotan (fogging). Penyemprotan hanya sebagai penunjang, kalau masyarakat serentak melakukan PSN, kami yakin kasus DB akan menurun," ujarnya.

Ia mengemukakan jika PSN tidak serentak atau hanya lokal saja, kemungkinan besar nyamuk akan berpindah ke tempat lain sebab nyamuk memiliki kemampuan terbang hingga 100 meter dan tempat yang sudah dilakukan PSN masih dimungkinkan muncul lagi.

Di sisi lain, Suarjaya mengatakan kasus demam berdarah seringkali dikategorikan tinggi karena memasukkan mereka yang baru kategori "suspect". Kadang dalam pelayanan kesehatan di RS, pasien yang mengalami panas hingga tiga hari sudah didiagnosis suspect atau terduga DB.

"Padahal panas atau suhu tubuh tinggi dan penurunan trombosit, bisa juga karena tipes atau penyakit virus yang lainnya," kata Suarjaya.

Menurut dia, dengan jumlah suspect DB yang mencapai 800-an itu termasuk lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Demikian juga di bulan April ini hingga sekarang jumlah kasusnya sudah menurun signifikan.

"Ada sedikit pergeseran daerah yang kasus DB-nya tertinggi di Bali, jika dulu terbanyak di Kota Denpasar sekarang sudah beralih ke Buleleng," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014