Denpasar (Antara Bali) - Provinsi Bali masuk dalam tiga besar nominasi tuan rumah PON XX/2020 setelah melalui mekanisme voting rapat anggota KONI Pusat yang digelar di Jakarta Convention Center pada Selasa (11/3) malam.

"Kami berjanji akan memberikan peluang kepada semua provinsi peserta PON untuk mempromosikan potensi wisata dan budayanya di Bali selama PON 2020 berlangsung," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menyampaikan presentasi sebelum voting KONI berlangsung, di Jakarta, dalam siaran pers yang diterima Antara, di Denpasar, Rabu.

Berdasarkan hasil voting anggota KONI Pusat, Bali masuk nominasi tiga besar bersama dengan Provinsi Papua dan Nanggroe Aceh Darussalam. Dalam proses voting itu, Bali mendapat 46 suara, Papua 66 suara dan Nanggroe Aceh Darussalam juga 46 suara. Sementara tiga provinsi lainnya yang sebelumnya masuk enam besar harus tersingkir yakni Jawa Tengah dengan 28 suara, Sumatera Utara dengan 27 dan Sulawesi Selatan dengan 23 suara.

Untuk selanjutnya tahapan penilaian terhadap tiga besar itu akan ditentukan oleh Presiden Republik Indonesia atas siapa yang paling layak menjadi tuan rumah pesta olahraga bergengsi tingkat nasional itu.

Gubernur Bali saat presentasi juga berjanji akan menyediakan akomodasi gratis kepada semua kontingen baik atlet maupun ofisial dan hal itu tidak hanya melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tetapi bila perlu akan diatur dengan peraturan daerah.

"Semua kontingen juga akan diberikan transportasi lokal gratis dan perjalanan wisata gratis ke beberapa objek wisata di Bali," ujarnya.

Dengan mengusung konsep sport (olahraga), tourism (pariwisata) and culture (budaya), Pastika meyakinkan Tim Penyaringan dan Penjaringan Tuan Rumah PON 2020 KONI Pusat bahwa Bali memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

Mengenai stadion utama yang diragukan, Pastika mengatakan Bali telah siap membangun stadion utama bagi upacara pemukaan dan penutupan PON ke 20 yang akan mampu menampung 20 ribu penonton. Bahkan anggran mencapai Rp1 triliun dan lahan sekuas 24 hektare sudah disiapkan di daerah Cenggiling, Badung Selatan.

Sebagai destinasi pariwisata, Pastika yakin masyarakat Bali adalah masyarakat yang paling siap untuk menerima tamu, karena Bali memiliki pengalaman pelaksanaan berbagai kegiatan internasional, yang tentunya telah dijamin kondusivitasnya karena dilengkapi dengan sistem keamanan berstandar internasional. "Coba tanya pada semua atlet, pasti mereka akan memilih ke Bali," kelakar Pastika.

Mantan Kapolda Bali itu juga menekankan bahwa dengan menjadi tuan rumah PON Bali tidak perlu membangun wisma atlet, namun cukup memanfaatkan hotel-yang sudah ada dan tersebar di seluruh Bali. Demikian pula terkait sarana dan prasarana yang di bangun di Bali, maka setelah acara PON, fasilitas itu tidak akan mungkin terbengkalai, karena semua ini akan bisa dimanfaatkan mendukung pariwisata Bali, khususnya wisata olahraga.

"Sejumlah klub sepakbola ternama sering mengungkapkan keinginannya untuk bisa bertanding di Bali," katanya. Ia menggarisbawahi hal yang paling penting, bahwa pesta olah raga nasional yang diselenggarakan di Bali tidak akan "menyakiti" masyarakat.

Dengan posisi angka kemiskinan di Bali saat ini adalah nomor dua paling rendah setelah Jakarta, maka secara serius Pastika mengatakan Pemprov Bali akan bekerja keras memenuhi target untuk menurunkan angka kemiskinan dari 3,95 persen pada 2013 menjadi satu persen hingga tahun 2020. "Karena kami tidak akan melaksanakan pesta di tengah-tengah kemiskinan masyarakat," tegasnya. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014