Kediri (Antara Bali) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan tiga korban tewas akibat dampak letusan Gunung Kelud bertambah dari dua orang menjadi tiga orang.

"Berdasarkan verifikasi data korban dan perkembangan jumlah pengungsi, tiga orang tewas dan 76.388 jiwa mengungsi erupsi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya di Kediri, Jawa Timur, Jumat.

Ia menyebutkan, ketiga korban yang meninggal dunia itu merupakan warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, antara lain Mbok Nya (60) warga Dusun Plumbang yang meninggal karena sesak nafas akibat abu vulkanik, Sahiri (70) warga Dusun Ngutut yang meninggal karena tertimpa tembok saat menunggu kendaraan evakuasi, dan Sanusi (80) warga Dusun Plumbang karena sesak nafas saat berlindung di bawah meja.

Ketiga korban, jelas dia, tinggal di desa yang berada di radius 7 kilometer dari puncak kawah Gunung Kelud. Tebal abu di lokasi korban diketahui sampai setebal 20 centimeter.

Petugas sampai saat ini juga masih terus melakukan evakuasi, mengingat sebagian warga masih ada yang tinggal dalam radius 10 kilometer. "Pengungsi banyak yang sudah pulang, khususnya di Blitar sehingga jumlahnya berkurang," bebernya.

Sampai saat ini masih terdapat 76.388 jiwa pengungsi dari lima kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Kediri 66.139 jiwa, Kota Batu 3.220 jiwa, Kabupaten Blitar 2.070 jiwa, Kabupaten Malang 3.610 jiwa, dan Kabupaten Tulungagung 1.349 jiwa.

Erupsi Gunung Kelud telah mengeluarkan material sampai 80 juta meter kubik berupa abu dan pasir. Sampai saat ini, di Gunung Kelud masih terjadi gempa embusan dan tremor secara terus menerus sehingga status Awas (level IV) masih diberlakukan. Dengan kondisi tersebut, radius 10 kilometer masih harus steril dari aktivitas warga. (M038)

Pewarta: Oleh Fiqih Arfani

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014