Denpasar (Antara Bali) - Badan Pengawas Pemilu Provinsi Bali menyiapkan 16.188 mitra pengawas pemilu lapangan (PPL) untuk membantu mengawasi pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara pada Pemilu Legislatif 9 April 2014.
"Nanti di setiap tempat pemungutan suara (TPS) akan disiapkan dua mitra PPL. Oleh karena jumlah TPS di Bali keseluruhan ada 8.094, sehingga mitra PPL dirancang sejumlah 16.188," kata anggota Bawaslu Bali Ketut Sunadra, di Denpasar, Selasa.
Mitra PPL itu, tambah dia, diharapkan diisi oleh kalangan mahasiswa karena dinilai cukup independen dan idealis untuk mengawal proses demokrasi agar tidak diwarnai dengan kecurangan.
"Kecurangan yang paling rawan itu di TPS karena di sana suara dipungut dan dihitung," ujar anggota Bawaslu yang membidangi divisi hukum dan penindakan pelanggaran itu.
Menurut dia, sesuai dengan UU No 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, struktur pengawas di setiap desa atau PPL hanya diperbolehkan maksimal lima orang.
"Jumlah itu kurang memadai karena dalam satu desa seperti di Kecamatan Denpasar Barat, jumlah TPS-nya bisa mencapai 40-50. Jika diawasi hanya oleh lima orang PPL saja, tentu satu orang bertanggung jawab mengawasi 8-10 TPS. Sementara kecurangan paling rawan di TPS," katanya.
Oleh karena itu, diperlukan mitra PPL dan hal itu sudah diperjuangkan oleh Bawaslu Pusat dengan total anggaran mencapai Rp800 miliar untuk semua mitra PPL di Indonesia.
"Berapa anggaran yang dialokasikan untuk membiayai mitra PPL di Bali yang jumlahnya 16.188 orang itu, sampai saat ini kami belum mengetahuinya," ucap Sunadra.
Ia menambahkan, hingga saat ini sudah ratusan mahasiswa yang merapat ke Bawaslu Bali menyatakan ingin menjadi relawan yang membantu pengawasan. Harapannya mereka itu nantinya mau direkrut untuk menjadi mitra PPL.
Sementara itu untuk PPL sendiri, kata Sunadra sudah dibentuk sejak beberapa bulan lalu yang jumlahnya mencapai 1.400-an orang yang berasal dari kalangan independen dan tidak termasuk tim sukses siapapun. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Nanti di setiap tempat pemungutan suara (TPS) akan disiapkan dua mitra PPL. Oleh karena jumlah TPS di Bali keseluruhan ada 8.094, sehingga mitra PPL dirancang sejumlah 16.188," kata anggota Bawaslu Bali Ketut Sunadra, di Denpasar, Selasa.
Mitra PPL itu, tambah dia, diharapkan diisi oleh kalangan mahasiswa karena dinilai cukup independen dan idealis untuk mengawal proses demokrasi agar tidak diwarnai dengan kecurangan.
"Kecurangan yang paling rawan itu di TPS karena di sana suara dipungut dan dihitung," ujar anggota Bawaslu yang membidangi divisi hukum dan penindakan pelanggaran itu.
Menurut dia, sesuai dengan UU No 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, struktur pengawas di setiap desa atau PPL hanya diperbolehkan maksimal lima orang.
"Jumlah itu kurang memadai karena dalam satu desa seperti di Kecamatan Denpasar Barat, jumlah TPS-nya bisa mencapai 40-50. Jika diawasi hanya oleh lima orang PPL saja, tentu satu orang bertanggung jawab mengawasi 8-10 TPS. Sementara kecurangan paling rawan di TPS," katanya.
Oleh karena itu, diperlukan mitra PPL dan hal itu sudah diperjuangkan oleh Bawaslu Pusat dengan total anggaran mencapai Rp800 miliar untuk semua mitra PPL di Indonesia.
"Berapa anggaran yang dialokasikan untuk membiayai mitra PPL di Bali yang jumlahnya 16.188 orang itu, sampai saat ini kami belum mengetahuinya," ucap Sunadra.
Ia menambahkan, hingga saat ini sudah ratusan mahasiswa yang merapat ke Bawaslu Bali menyatakan ingin menjadi relawan yang membantu pengawasan. Harapannya mereka itu nantinya mau direkrut untuk menjadi mitra PPL.
Sementara itu untuk PPL sendiri, kata Sunadra sudah dibentuk sejak beberapa bulan lalu yang jumlahnya mencapai 1.400-an orang yang berasal dari kalangan independen dan tidak termasuk tim sukses siapapun. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014