Denpasar (Antara Bali) - Harga kopi di tingkat petani di Tabanan, Buleleng, Jembrana, Bangli, dan Gianyar, Bali, awal tahun ini naik rata-rata Rp2.000 per kilogram menjadi Rp34.000/kg jenis arabika dan Rp27.000/kg jenis robusta.
"Petani di daerah Pupuan-Tabanan salah satu pusat penghasil kopi di Bali, cukup bergairah untuk berproduksi mengingat harga yang menggiurkan," kata Made Ruta pekebun setempat yang dibenarkan rekannya Made Sura, Minggu.
Perkebunan rakyat di daerah itu tergabung dalam organisasi tradisional, Subak Abian, sehingga para pekebun bisa diberikan penyuluhan dalam proses berproduksi secara mantap, baik dalam pemupukan, pemberantasan penyakit, dan soal petik buah.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran mengakui bahwa Subak Abian adalah organisasi petani di lahan kering di daerah ini dan sebagai mitra Dinas Perkebunan setempat dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Menurut dia, keberadaan Subak Abian sangat membantu pelaksanaan pembangunan perkebunan di Bali. Oleh sebab itu, keberadaan organisasi petani kebun tersebut hingga kini tercatat 1.127 subak abian yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.
Ia mengatakan bahwa petani menikmati harga yang baik tentu berkat upaya petani yang selalu memperhatikan kualitas produksi dengan melakukan petik yang sudah matang sehingga harga tetap lebih baik dari rata-rata pasaran internasional. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Petani di daerah Pupuan-Tabanan salah satu pusat penghasil kopi di Bali, cukup bergairah untuk berproduksi mengingat harga yang menggiurkan," kata Made Ruta pekebun setempat yang dibenarkan rekannya Made Sura, Minggu.
Perkebunan rakyat di daerah itu tergabung dalam organisasi tradisional, Subak Abian, sehingga para pekebun bisa diberikan penyuluhan dalam proses berproduksi secara mantap, baik dalam pemupukan, pemberantasan penyakit, dan soal petik buah.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran mengakui bahwa Subak Abian adalah organisasi petani di lahan kering di daerah ini dan sebagai mitra Dinas Perkebunan setempat dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Menurut dia, keberadaan Subak Abian sangat membantu pelaksanaan pembangunan perkebunan di Bali. Oleh sebab itu, keberadaan organisasi petani kebun tersebut hingga kini tercatat 1.127 subak abian yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.
Ia mengatakan bahwa petani menikmati harga yang baik tentu berkat upaya petani yang selalu memperhatikan kualitas produksi dengan melakukan petik yang sudah matang sehingga harga tetap lebih baik dari rata-rata pasaran internasional. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014