Denpasar (Antara Bali) - Pengamat seni Budaya Bali, Kadek Suartaya, S,S.Kar, M.Si mengatakan sendratari pertama kali lahir di Pulau Dewata berangkat dari cerita rakyat setempat yang dikenal dengan Jayaprana.

"Jayaprana seorang anak sebatang kara mengabdi diri dengan penuh kesetiaan kepada Raja Kalianget, Buleleng, Bali utara," kata Kadek Suartaya yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Senin.

Kandidat doktor Kajian Budaya Universitas Udayana itu menjelaskan, setelah dewasa, Jayaprana, pemuda yang berwajah tampan dan berotak cerdas, menikah dengan Layonsari, gadis cantik dari Banjarsari.

Namun Raja Kalianget juga berhasrat memperistri Layonsari. Raja Kalianget kemudian memerintahkan Patih Saunggaling untuk membunuh Jayaprana di tengah hutan.

Jayaprana menerima kematiannya dengan tulus. Mengetahui suaminya telah mati dibunuh, Layonsari bunuh diri dengan sebilah keris.

Sendratari Jayaprana garapan Kokar yang kini berubah status menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Sukawati Gianyar dalam memeriahkan HUT ke-2 tahun 1962 mendapat apresiasi masyarakat setempat.

Sendratari Jayaprana yang menjadi cikal bakal perkembangan sendratari di Bali itu seakan ingin melukiskan situasi menyedihkan yang sedang melanda masyarakat Bali, tutur Kadek Suartaya. (*/ADT)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014