Denpasar (Antara Bali) - Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali menggelar tes urine secara mendadak kepada prajurit TNI Angkatan Darat yang tergabung di Komando Resor Militer 163/Wirasatya, Denpasar, Kamis.
Tes urine itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyalahgunaan narkoba di jajaran personel Korem.
"Tes urine ini dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apakah ada anggotanya terindikasi menggunakan narkoba atau tidak. Jika ada anggota yang hasil tesnya terindikasi memakai narkoba, maka akan memberikan sanksi sesuai aturan hukum yang berlaku," ujar Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN Provinsi Bali, Ajun Komisaris Besar Nyoman Artana.
Berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan Makorem Denpasar dan BNN Bali secara keseluruhan hasilnya negatif atau dinyatakan tidak ada yang terindikasi memakai narkoba.
Menurut dia, tes urine itu akan terus dilakukannya secara bertahap, berkesiambungan, dan tetap mendadak untuk mengontrol anggotanya agar benar-benar menjadi prajurit profesional dan berkelakuan baik.
Sementara itu, Kepala Seksi Intel Korem Denpasar Letkol (Inf) Agus Wernugroho menganggap bahwa peredaran narkoba saat ini sudah sangat mengkhawatirkan semua kalangan masyarakat.
"Konsumen obat-obatan terlarang ini sangat banyak, istilahnya tak kenal batas wilayah, status sosial, usia, jenis kelamin sehingga dengan leluasa bisa beredar kemana-mana, mulai dari perkotaan hingga pelosok desa," ujarnya.
Dengan demikian, untuk mengantisipasi hal itu, maka Korem 163/WSA bekerja sama dengan BNNP dan mengajak semua anggota yang ada di jajaran tim intelrem ditambah 40 orang prajurit baru (transit) yang akan melaksanakan tugas di lingkungan Makorem 163/WSA untuk tes urine bersama.
Pihaknya berjanji, akan mengagendakan untuk melakukan tes urine secara berkesinambungan sehingga bisa menciptakan lingkungan Korem Denpasar yang bersih dari peredaran obat-obat terlarang tersebut. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Tes urine itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyalahgunaan narkoba di jajaran personel Korem.
"Tes urine ini dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apakah ada anggotanya terindikasi menggunakan narkoba atau tidak. Jika ada anggota yang hasil tesnya terindikasi memakai narkoba, maka akan memberikan sanksi sesuai aturan hukum yang berlaku," ujar Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN Provinsi Bali, Ajun Komisaris Besar Nyoman Artana.
Berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan Makorem Denpasar dan BNN Bali secara keseluruhan hasilnya negatif atau dinyatakan tidak ada yang terindikasi memakai narkoba.
Menurut dia, tes urine itu akan terus dilakukannya secara bertahap, berkesiambungan, dan tetap mendadak untuk mengontrol anggotanya agar benar-benar menjadi prajurit profesional dan berkelakuan baik.
Sementara itu, Kepala Seksi Intel Korem Denpasar Letkol (Inf) Agus Wernugroho menganggap bahwa peredaran narkoba saat ini sudah sangat mengkhawatirkan semua kalangan masyarakat.
"Konsumen obat-obatan terlarang ini sangat banyak, istilahnya tak kenal batas wilayah, status sosial, usia, jenis kelamin sehingga dengan leluasa bisa beredar kemana-mana, mulai dari perkotaan hingga pelosok desa," ujarnya.
Dengan demikian, untuk mengantisipasi hal itu, maka Korem 163/WSA bekerja sama dengan BNNP dan mengajak semua anggota yang ada di jajaran tim intelrem ditambah 40 orang prajurit baru (transit) yang akan melaksanakan tugas di lingkungan Makorem 163/WSA untuk tes urine bersama.
Pihaknya berjanji, akan mengagendakan untuk melakukan tes urine secara berkesinambungan sehingga bisa menciptakan lingkungan Korem Denpasar yang bersih dari peredaran obat-obat terlarang tersebut. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013