London (Antara Bali) - Lagu "Desaku yang kucinta", dibawakan paduan suara berkumandang di sebuah gereja di desa Roemerswil, Lucerne, Swiss Tengah, yang sedang merayakan hari ulang tahunnya ke-100.

Suasana syahdu, mengingatkan keindahan desa desa di Tanah Air, menggelayut di Gereja Roemerswil malam itu. Salah seorang penonton asal Indonesia, menyeka air matanya karena tak tahan dengan suasana konser yang mengumandangkan lagu Indonesia.

"Konsernya sangat bagus, suara penduduk desa ini patut diacungi jempol. Kami berterima kasih atas kesediaannya mengggunakan lagu ini di sini," kata Oktavia Maludin, First Secretary Kdutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern kepada Antara London, Minggu.

Pimpinan Paduan Suara Gereja Roemerswil Priska Fuchs-Kathriner, mengakui malam ini  memang lain, paduan suara gereja Römerswil sedang merayakan ulang tahun ke-100. "Biarlahkan kami memberikan kejutan," ujar Priska Fuchs-Kathriner,  sebelum konser dimulai.

Kejutan datang pada repertoir keempat, ketika Adalbert Bircher, Ketua Paduan Suara Gereja Hohenrain tampil sebagai konduktor. Setelah dentingan silafon dipadu piano, muncullah lagu Indonesia.

Meski melodinya sama sekali tidak dikenal, tapi 30-an orang paduan suara Roemerswil dan Hohenrain itu bernyanyi dalam bahasa Indonesia.

"Melodinya memang tak akan dikenal di Indonesia, ini lagu ciptaan kami sendiri," ujar Adalbert.  Menariknya, mereka bernyanyi sama sekali tidak menggunakan teks, sudah layaknya seperti sekelompok orang Indonesia yang menyanyikan lagu pujaannya di luar kepala. (*/ADT)

Pewarta:

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013