Denpasar (Antara Bali) - Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Bali meminta pemerintah provinsi setempat menganggarkan dana pembinaan dan peningkatan kualitas pramuwisata sehingga dapat mendukung pencitraan pariwisata Pulau Dewata.
"Peningkatan kompetensi profesi pramuwisata seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah karena selama ini pariwisata telah berkontribusi besar menambah pendapatan daerah," kata Ketua HPI Bali Sang Putu Subaya di sela-sela Rakerda IV HPI di Denpasar, Jumat.
Ia mengemukakan, dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir, Pemprov Bali baru sekali saja memfasilitasi pembinaan dan pelatihan pramuwisata, itupun hanya untuk 300 orang, sedangkan jumlah pramuwisata yang terdaftar di HPI mencapai 6.500 orang.
"Peningkatan (upgrade) kompetensi pramuwisata sangat penting terutama dari sisi pengetahuan tentang pariwisata budaya, keahlian berbahasa dan memandu, serta pembinaan perilaku," ucapnya.
Ia mengingatkan bahwa pramuwisata merupakan garda terdepan dalam pencitraan pariwisata Bali. Menurut dia, bagaimanapun baiknya destinasi wisata kalau pramuwisata tidak memberikan pelayanan yang prima, maka akan menorehkan citra buruk bagi wisatawan.
"Bukankah pemerintah selalu mengharapkan agar pramuwisata di Bali lebih profesional, mestinya dibarengi juga dengan fasilitas dana maupun pembinaan dari pemerintah," katanya.
Sang Putu mencontohkan untuk pramuwisata pada divisi bahasa Rusia, jumlahnya yang baru sekitar 60 orang, itu tidak memadai untuk melayani kunjungan wisatawan Rusia yang mengalami tren peningkatan.
"Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa maupun pengetahuan lainnya, apalagi menjelang diberlakukan Komunitas Ekonomi ASEAN," ucapnya.
Sang Putu mengharapkan jangan karena saat ini merupakan tahun-tahun politik lalu pemerintah hanya fokus memperhatikan hal-hal yang tersangkut politik dan mengesampingkan pariwisata.
"Ingatlah bahwa pariwisata selama ini menjadi tumpuan pendapatan bagi Bali. Jika SDM pariwisata loyo, sudah tentu pencitraan menjadi tidak benar dan tidak ada gunanya perbaikan destinasi wisata," ujarnya.
Di sisi lain ia juga menyoroti maraknya pramuwisata asing ke Bali. Pihaknya tidak bisa mentah-mentah menyalahkan mereka karena di satu sisi pramuwisata di Pulau Dewata ada yang kemampuannya belum memadai, sedangkan wisatawan sudah membayar mahal kepada biro perjalanan wisata. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Peningkatan kompetensi profesi pramuwisata seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah karena selama ini pariwisata telah berkontribusi besar menambah pendapatan daerah," kata Ketua HPI Bali Sang Putu Subaya di sela-sela Rakerda IV HPI di Denpasar, Jumat.
Ia mengemukakan, dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir, Pemprov Bali baru sekali saja memfasilitasi pembinaan dan pelatihan pramuwisata, itupun hanya untuk 300 orang, sedangkan jumlah pramuwisata yang terdaftar di HPI mencapai 6.500 orang.
"Peningkatan (upgrade) kompetensi pramuwisata sangat penting terutama dari sisi pengetahuan tentang pariwisata budaya, keahlian berbahasa dan memandu, serta pembinaan perilaku," ucapnya.
Ia mengingatkan bahwa pramuwisata merupakan garda terdepan dalam pencitraan pariwisata Bali. Menurut dia, bagaimanapun baiknya destinasi wisata kalau pramuwisata tidak memberikan pelayanan yang prima, maka akan menorehkan citra buruk bagi wisatawan.
"Bukankah pemerintah selalu mengharapkan agar pramuwisata di Bali lebih profesional, mestinya dibarengi juga dengan fasilitas dana maupun pembinaan dari pemerintah," katanya.
Sang Putu mencontohkan untuk pramuwisata pada divisi bahasa Rusia, jumlahnya yang baru sekitar 60 orang, itu tidak memadai untuk melayani kunjungan wisatawan Rusia yang mengalami tren peningkatan.
"Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa maupun pengetahuan lainnya, apalagi menjelang diberlakukan Komunitas Ekonomi ASEAN," ucapnya.
Sang Putu mengharapkan jangan karena saat ini merupakan tahun-tahun politik lalu pemerintah hanya fokus memperhatikan hal-hal yang tersangkut politik dan mengesampingkan pariwisata.
"Ingatlah bahwa pariwisata selama ini menjadi tumpuan pendapatan bagi Bali. Jika SDM pariwisata loyo, sudah tentu pencitraan menjadi tidak benar dan tidak ada gunanya perbaikan destinasi wisata," ujarnya.
Di sisi lain ia juga menyoroti maraknya pramuwisata asing ke Bali. Pihaknya tidak bisa mentah-mentah menyalahkan mereka karena di satu sisi pramuwisata di Pulau Dewata ada yang kemampuannya belum memadai, sedangkan wisatawan sudah membayar mahal kepada biro perjalanan wisata. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013