Gianyar (Antara Bali) - Aparat TNI/Polri dibantu petugas keamanan desa adat atau "pecalang" mengamankan ritual ngaben jenazah tokoh Puri Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat.

Ngaben berskala besar atau "palebon utama" itu sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap almarhumah Tjokorda Istri Sri Tjandrawati (59) yang meninggal dunia di Singapura pada 14 Oktober 2013 karena sakit.

Puluhan aparat TNI/Polri mengenakan udeng khas Bali di sepanjang jalan utama dari Puri Ubud menuju kuburan Peliatan.

Selain itu, kabel listrik yang terpasang melintang di atas jalan utama terpaksa dilepas untuk memperlancar perjalanan keranda (bade) setinggi 25 meter yang terdiri dari sembilan tingkat.

Sementara para pecalang berjaga di sekitar kawasan Puri Ubud untuk membantu mengatur arak-arakan "bade" dan patung lembu.

Dalam kesempatan itu hadir juga Bupati Badung Anak Agung Gde Agung, Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Wisnu Bawa Tenaya, dan beberapa pejabat pemerintahanan.

Arak-arakan patung lembu dan "bade" itu menjadi tontonan ratusan wisatawan domestik dan mancanegara.

Bahkan berdesak-desakan dan menyempatkan diri untuk naik atap rumah warga di sepanjang jalan utama itu agar bisa menyaksikan upacara pengabenan dengan jelas sekaligus mengabadikannya melalui kamera.

Tokoh Puri Agung Ubud Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat setempat yang telah turut serta membantu kegiatan tersebut.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan beberapa kerabat dan sahabat yang telah hadir dan turut serta mendoakan kesuksesan pengabenan," ujarnya.

Menurut dia, tradisi pelebon di Puri Ubud itu menggunakan "bade" bertingkat sembilan yang dikerjakan secara bergotong-royong oleh masyarakat sekitar.

Sedangkan patung lembu yang digunakan sebagai tempat pembakaran jenazah tingginya mencapai 7,5 meter sebagai penghormatan terakhir terhadap almarhumah. (WRA/M038) 

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013