Denpasar (Antara Bali) - Guru besar Universitas Pendididkan Ganesha (Undiksha) Singaraja Prof I Wayan Rasna menilai generasi muda Bali masih tertarik untuk belajar bahasa Bali dalam hidup kesehariannya.
"Jika dibandingkan dengan kurikulum 1984 perkembangan bahasa daerah Bali semakin baik, dilihat dari banyaknya peserta lomba menembangkan syair berbahasa daerah dan lomba pidato di berbagai tempat di Bali," kata Guru besar Prof I Wayan Rasna di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, kondisi demikian itu didukung dengan semakin banyaknya anak muda yang melanjutkan jenjang pendidikan ke universitas pada jurusan Bahasa Bali, namun dengan isu tidak masuknya Bahasa Bali dalam kurikulum 2013 sempat menurunkan peminat jurusan tersebut.
Ditemui seusai mengisi acara seminar di Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, pria asal Klungkung itu menambahkan dengan adanya Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 20 tahun 2013 perkembangan Bahasa Bali akan semakin baik.
"Secara yuridis peraturan itu menjadi sebuah pelindungan dari pemerintah terkait kelestarian bahasa Bali," ujarnya.
Disamping adanya jaminan dari pemerintah terkait kelangsungan bahasa Bali, didukung juga oleh media cetak dan elektronik, dimana beberapa media lokal menggunakan bahasa Bali sebagai media komuikasi dalam menyampaikan berita disamping penggunaan bahasa Indonesia.
I Wayan Rasna mengatakan perlu berbagai cara agar anak suka dengan bahasa Bali, khususnya anak yang tinggal di daerah perkotaan. "Perlu diisi terjemahan dalam buku pelajaran bahasa Bali yang sesuai dengan tata krama bahasa Bali agar menarik minat dan anak menjadi suka sehingga belajar lebih gampang," katanya.
Faktor sosiologis dan geografis juga mempengaruhi bagaimana tingkat pengetahuan dan penggunaan bahasa Bali pada anak. "Tidak hanya peran orang tua, tapi pergaulan dan dimana anak tersebut tumbuh akan sangat berpengaruh bagaimana tutur bahasanya," ujarnya.
Ia mengharapkan agar pemerintah lebih serius memperhatikan bahasa Bali. "Seperti bahasa Sunda memang mendapatkan perhatian khusus dari Pemda Jawa Barat dan juga Yogyakarta. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Jika dibandingkan dengan kurikulum 1984 perkembangan bahasa daerah Bali semakin baik, dilihat dari banyaknya peserta lomba menembangkan syair berbahasa daerah dan lomba pidato di berbagai tempat di Bali," kata Guru besar Prof I Wayan Rasna di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, kondisi demikian itu didukung dengan semakin banyaknya anak muda yang melanjutkan jenjang pendidikan ke universitas pada jurusan Bahasa Bali, namun dengan isu tidak masuknya Bahasa Bali dalam kurikulum 2013 sempat menurunkan peminat jurusan tersebut.
Ditemui seusai mengisi acara seminar di Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, pria asal Klungkung itu menambahkan dengan adanya Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 20 tahun 2013 perkembangan Bahasa Bali akan semakin baik.
"Secara yuridis peraturan itu menjadi sebuah pelindungan dari pemerintah terkait kelestarian bahasa Bali," ujarnya.
Disamping adanya jaminan dari pemerintah terkait kelangsungan bahasa Bali, didukung juga oleh media cetak dan elektronik, dimana beberapa media lokal menggunakan bahasa Bali sebagai media komuikasi dalam menyampaikan berita disamping penggunaan bahasa Indonesia.
I Wayan Rasna mengatakan perlu berbagai cara agar anak suka dengan bahasa Bali, khususnya anak yang tinggal di daerah perkotaan. "Perlu diisi terjemahan dalam buku pelajaran bahasa Bali yang sesuai dengan tata krama bahasa Bali agar menarik minat dan anak menjadi suka sehingga belajar lebih gampang," katanya.
Faktor sosiologis dan geografis juga mempengaruhi bagaimana tingkat pengetahuan dan penggunaan bahasa Bali pada anak. "Tidak hanya peran orang tua, tapi pergaulan dan dimana anak tersebut tumbuh akan sangat berpengaruh bagaimana tutur bahasanya," ujarnya.
Ia mengharapkan agar pemerintah lebih serius memperhatikan bahasa Bali. "Seperti bahasa Sunda memang mendapatkan perhatian khusus dari Pemda Jawa Barat dan juga Yogyakarta. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013