Bupati Badung Anak Agung Gde Agung memiliki kebanggaan tersendiri atas keberhasilan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) yang berlangsung di kawasan wisata Nusa Dua, 1-8 Oktober 2013.
Di balik pujian dari sejumlah kepala negara dan pemerintahan, bahwa pelaksanaan KTT APEC di Bali, Indonesia, merupakan yang terbaik selama ini, tidak bisa dilepaskan dari peran Bupati Gde Agung selaku panitia di daerah.
Sosok kharismatik pewaris bekas kerajaan Mengwi itu, begitu daerahnya dipercaya menjadi tuan rumah pelaksana kegiatan bertaraf internasional tersebut langsung melakukan gerakan dan terobosan untuk membenahi berbagai hal.
Pemerintah Kabupaten Badung, yang membawahi kawasan wisata elite Nusa Dua tempat pelaksanaan KTT APEC, berupaya mempercantik taman jalan dan lampu menerangan bertenaga surya sepanjang jalur menuju kawasan tersebut.
Penataan tersebut dengan mengalokasikan dana APBD Badung 2013 sebesar Rp17 miliar, sekaligus menyerasikan dengan kawasan pengembangan pariwisata Nusa Dua yang ditata dengan landasan konsep "Tri Hita Karana" yakni hubungan harmonis dan serasi sesama umat manusia, dengan lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
Kawasan hijau yang tertata apik dan rapi dengan puluhan hotel berbintang berkapasitas 6.500 kamar, sejumlah lapangan golf serta fasilitas pendukung yang memadai sebagai tempat pelaksanaan KTT APEC.
Penataan taman jalan dan lampu penerangan itu dilakukan mulai dari kawasan Simpang Siur Jalan By Pass Ngurah Rai hingga memasuki kawasan "Bali Tourism Development Corporation" (BTDC).
Penataan itu dilakukan sejak pertengahan 2012 hingga rampung menjelang pelaksanaan konferensi yang melibatkan sekitar 6.000 delegasi dan ribuan wartawan mancanegara.
Jalan yang sehari-harinya sangat padat lalu lintas itu, baik di sebelah kiri, kanan, dan tengah pada jalan sepanjang sekitar 12 kilometer tersebut telah dipercantik dengan ditanami sejumlah pohon hias serta perbaikan saluran pembuangan limbah, termasuk trotoar-nya.
Sepanjang jalan itu juga dilengkapi dengan ratusan lampu penerangan bertenaga surya atau "solar cell". Selain itu dirancang upaya penanggulangan banjir agar air tidak menggenangi jalan.
Istri Ny Ratna Gde Agung, yang juga "penglingsir" atau tokoh Puri Mengwi itu tidak hanya mempercantik wilayahnya, namun juga mendapat kepercayaan dan tanggung jawab dari panitia pusat KTT APEC yang dikendalikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sosok pria kelahiran 1949 atau 64 silam yang sangat disegani masyarakatnya itu dipercaya kepala negara sebagai ketua panitia bidang sarana dan prasarana KTT APEC dengan tanggung jawab yang tentu tidak ringan.
Tanggungjawabnya itu menyangkut semua keperluan sarana dan prasarana pendukung KTT APEC terutama menyiapkan ruangan dan fasilitas untuk ribuan wartawan agar bisa bekerja dengan nyaman dan lancar mengirim berita serta foto hasil liputan dalam waktu yang bersamaan.
Untuk itu dalam membangun media center disediakan tempat dengan kapasitas mencapai ribuan jurnalis serta dilengkapi jaringan internet berkapasitas tinggi melalui pengerahan seluruh daya dan upaya.
Itu hanya salah satu tantangan yang harus disediakan, karena jurnalis dari dalam dan luar negeri supaya lancar mengirim berita maupun gambar video secara cepat dan akhirnya dapat terealisasi dengan baik.
Mondok
Bupati Badung Anak Agung Gede Agung yang cepat akrab dengan lawan bicaranya itu, selama KTT berlangsung juga "mondok" di Nusa Dua bergabung dengan panitia KTT lainnya dari Jakarta.
Sosok pria enerjik itu menempati kamar hotel di deretan sarana akomodasi yang ditempati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat tinggi lainnya, yang hampir setiap tengah malam ikut rapat evaluasi kelancaran pelaksanaan konferensi tingkat tinggi itu.
Sebagai pihak tuan rumah Bupati Gede Agung dalam masa jabatannya yang kedua kalinya itu harus bergerak cepat menindaklanjuti hasil rapat evaluasi, agar KTT dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Berkat dukungan dan kerja keras semua pihak, terutama masyarakat Bali dan Badung khususnya puluhan kepala negara dan pemerintahan memberikan apresiasi dan pujian karena selama kegiatan APEC di berbagai negara, baru kali ini dinilai paling sukses.
Apresiasi delegasi KTT APEC itu berkat pelaksanaannya berlangsung lancar dan aman juga para peserta diajak mengunjungi objek-objek wisata bersejarah dan terkenal di Pulau Bali.
Objek wisata itu antara lain warisan budaya dunia (WBD) Pura Taman Ayun, Mengwi, Kabupaten Badung, Kerta Gosa di Kabupaten Klungkung, Bali Safari and Marine Park (BSMP) di Kabupaten Gianyar dan kawasan Garuda Wisnu Kencama (GWK) di Jimbaran, Kabupaten Badung.
"Itu merupakan suguhan yang akan terus dikenang bagi jurnalis, baik dalam negeri maupun asing. Sehingga sekembali ke negaranya akan lebih banyak menulis pengalamannya terkait objek-objek wisata yang sempat dikunjungi.
Bupati Gde Agung yang didampingi Sekda Kompyang R Swandika dan Kabag Humas Anak Agung Raka mengaku selama sepekan mondok di KTT APEC mempunyai banyak pengalaman dan cerita yang unik.
Pengalaman itu antara lain bagaimana penglingsir Puri Mengwi tersebut memesan kue untuk memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-61 Presiden Rusia Vladimir Putin yang diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Bambang Yudhoyono di tengah-tengah pelaksanaan KTT APEC.
Presiden Rusia Putin mendapatkan kejutan di hari ulang tahunnya ke 61 saat menghadiri pertemuan puncak pimpinan APEC pada Senin (7/10). Putin yang baru tiba di Bali, Senin siang, langsung menuju tempat pertemuan.
Begitu tiba, Putin langsung disuguhi lagu selamat ulang tahun dari pemimpin APEC dan Presiden Yudhoyono memainkan gitar untuk mengiringi. Sementara, juga disuguhkan kue ulang tahun berukuran kecil dengan lilinnya.
Pemberian Cindera Mata
Sosok Bupati Badung Anak Agung Gde Agung juga berperan dalam pengadaan cindera mata yang diberikan Presiden SBY kepada 21 kepala negara dan pemerintahan, termasuk kepada Menlu Amerika Serikat John Kerry mewakili Presiden Barack Obama.
Pengadaan berbagai jenis cindera mata itu berupa patung Garuda Wisnu dan kostum khas KTT APEC dari kain "endek" hasil sentuhan seniman Pulau Dewata.
Patung setinggi 50 sentimeter itu dibuat dari bahan baku kayu jenis pangkal buaya dan kain endek yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Kepala Negara dan Nyonya Ani Yudhoyono.
"Saya sebelumnya harus membawa beberapa buah contoh cindera mata itu ke istana negara untuk mendapat persetujuan terlebih dulu, sebelum seniman memproduksi dalam jumlah banyak," tutur Bupati Gde Agung.
Seniman patung dari Desa Angantaka, Sedang, dan Jagappati Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, mengerjalan karya patung itu sejak awal September lalu.
Patung Garuda Wisnu tersebut dibuat secara lengkap dihiasi dengan "Bedawang Nala" atau berbentuk penyu, ukiran naga, dan patung Wisnu yang membawa senjata berupa Cakra.
Pemberian kenang-kenangan berupa patung garuda Wisnu tersebut diharapkan memberikan pengalaman berkesan bagi para pemimpin APEC yang turut mengangkat seni dan budaya Pulau Dewata.
Dengan adanya sentuhan budaya Bali akan menjadi momentum berharga bagi masyarakat Pulau Dewata untuk memperkenalkan budaya lokal ke tingkat dunia. "Ini merupakan kesempatan langka bagi kita untuk turut menyukseskan APEC," tutur Anak Agung Gde Agung.
Demikian pula cindera mata berupa kain endek kepada seluruh delegasi dan wartawan dari berbagai negara maupun dalam negeri yang meliput kegiatan tersebut.
Kain tenun khas Pulau Dewata itu memiliki motif khusus dengan warna yang berbeda-beda bagi setiap kepala negara.
Busana tradisional itu dikerjakan oleh perajin tenun dari Kabupaten Gianyar.
Kalau dulu di Bogor menggunakan batik, kini di Bali mengenakan busana endek, dan produk tenun khas Pulau Dewata itu diharapak bisa mendunia.
Dengan demikian mampu mengangkat potensi busana Pulau Dewata ke kancah internasional. Kain endek kini menjadi tren busana yang merambah berbagai kalangan mulai seragam wajib pegawai pemerintahan dan karyawan sejumlah kantor perbankan.
Kain tradisional itupun kini telah menjadi salah satu ikon busana di Pulau Dewata yang turut menghidupkan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat di daerah tujuan wisata Pulau Bali, tutur Bupati Gde Agung. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Di balik pujian dari sejumlah kepala negara dan pemerintahan, bahwa pelaksanaan KTT APEC di Bali, Indonesia, merupakan yang terbaik selama ini, tidak bisa dilepaskan dari peran Bupati Gde Agung selaku panitia di daerah.
Sosok kharismatik pewaris bekas kerajaan Mengwi itu, begitu daerahnya dipercaya menjadi tuan rumah pelaksana kegiatan bertaraf internasional tersebut langsung melakukan gerakan dan terobosan untuk membenahi berbagai hal.
Pemerintah Kabupaten Badung, yang membawahi kawasan wisata elite Nusa Dua tempat pelaksanaan KTT APEC, berupaya mempercantik taman jalan dan lampu menerangan bertenaga surya sepanjang jalur menuju kawasan tersebut.
Penataan tersebut dengan mengalokasikan dana APBD Badung 2013 sebesar Rp17 miliar, sekaligus menyerasikan dengan kawasan pengembangan pariwisata Nusa Dua yang ditata dengan landasan konsep "Tri Hita Karana" yakni hubungan harmonis dan serasi sesama umat manusia, dengan lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
Kawasan hijau yang tertata apik dan rapi dengan puluhan hotel berbintang berkapasitas 6.500 kamar, sejumlah lapangan golf serta fasilitas pendukung yang memadai sebagai tempat pelaksanaan KTT APEC.
Penataan taman jalan dan lampu penerangan itu dilakukan mulai dari kawasan Simpang Siur Jalan By Pass Ngurah Rai hingga memasuki kawasan "Bali Tourism Development Corporation" (BTDC).
Penataan itu dilakukan sejak pertengahan 2012 hingga rampung menjelang pelaksanaan konferensi yang melibatkan sekitar 6.000 delegasi dan ribuan wartawan mancanegara.
Jalan yang sehari-harinya sangat padat lalu lintas itu, baik di sebelah kiri, kanan, dan tengah pada jalan sepanjang sekitar 12 kilometer tersebut telah dipercantik dengan ditanami sejumlah pohon hias serta perbaikan saluran pembuangan limbah, termasuk trotoar-nya.
Sepanjang jalan itu juga dilengkapi dengan ratusan lampu penerangan bertenaga surya atau "solar cell". Selain itu dirancang upaya penanggulangan banjir agar air tidak menggenangi jalan.
Istri Ny Ratna Gde Agung, yang juga "penglingsir" atau tokoh Puri Mengwi itu tidak hanya mempercantik wilayahnya, namun juga mendapat kepercayaan dan tanggung jawab dari panitia pusat KTT APEC yang dikendalikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sosok pria kelahiran 1949 atau 64 silam yang sangat disegani masyarakatnya itu dipercaya kepala negara sebagai ketua panitia bidang sarana dan prasarana KTT APEC dengan tanggung jawab yang tentu tidak ringan.
Tanggungjawabnya itu menyangkut semua keperluan sarana dan prasarana pendukung KTT APEC terutama menyiapkan ruangan dan fasilitas untuk ribuan wartawan agar bisa bekerja dengan nyaman dan lancar mengirim berita serta foto hasil liputan dalam waktu yang bersamaan.
Untuk itu dalam membangun media center disediakan tempat dengan kapasitas mencapai ribuan jurnalis serta dilengkapi jaringan internet berkapasitas tinggi melalui pengerahan seluruh daya dan upaya.
Itu hanya salah satu tantangan yang harus disediakan, karena jurnalis dari dalam dan luar negeri supaya lancar mengirim berita maupun gambar video secara cepat dan akhirnya dapat terealisasi dengan baik.
Mondok
Bupati Badung Anak Agung Gede Agung yang cepat akrab dengan lawan bicaranya itu, selama KTT berlangsung juga "mondok" di Nusa Dua bergabung dengan panitia KTT lainnya dari Jakarta.
Sosok pria enerjik itu menempati kamar hotel di deretan sarana akomodasi yang ditempati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat tinggi lainnya, yang hampir setiap tengah malam ikut rapat evaluasi kelancaran pelaksanaan konferensi tingkat tinggi itu.
Sebagai pihak tuan rumah Bupati Gede Agung dalam masa jabatannya yang kedua kalinya itu harus bergerak cepat menindaklanjuti hasil rapat evaluasi, agar KTT dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Berkat dukungan dan kerja keras semua pihak, terutama masyarakat Bali dan Badung khususnya puluhan kepala negara dan pemerintahan memberikan apresiasi dan pujian karena selama kegiatan APEC di berbagai negara, baru kali ini dinilai paling sukses.
Apresiasi delegasi KTT APEC itu berkat pelaksanaannya berlangsung lancar dan aman juga para peserta diajak mengunjungi objek-objek wisata bersejarah dan terkenal di Pulau Bali.
Objek wisata itu antara lain warisan budaya dunia (WBD) Pura Taman Ayun, Mengwi, Kabupaten Badung, Kerta Gosa di Kabupaten Klungkung, Bali Safari and Marine Park (BSMP) di Kabupaten Gianyar dan kawasan Garuda Wisnu Kencama (GWK) di Jimbaran, Kabupaten Badung.
"Itu merupakan suguhan yang akan terus dikenang bagi jurnalis, baik dalam negeri maupun asing. Sehingga sekembali ke negaranya akan lebih banyak menulis pengalamannya terkait objek-objek wisata yang sempat dikunjungi.
Bupati Gde Agung yang didampingi Sekda Kompyang R Swandika dan Kabag Humas Anak Agung Raka mengaku selama sepekan mondok di KTT APEC mempunyai banyak pengalaman dan cerita yang unik.
Pengalaman itu antara lain bagaimana penglingsir Puri Mengwi tersebut memesan kue untuk memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-61 Presiden Rusia Vladimir Putin yang diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Bambang Yudhoyono di tengah-tengah pelaksanaan KTT APEC.
Presiden Rusia Putin mendapatkan kejutan di hari ulang tahunnya ke 61 saat menghadiri pertemuan puncak pimpinan APEC pada Senin (7/10). Putin yang baru tiba di Bali, Senin siang, langsung menuju tempat pertemuan.
Begitu tiba, Putin langsung disuguhi lagu selamat ulang tahun dari pemimpin APEC dan Presiden Yudhoyono memainkan gitar untuk mengiringi. Sementara, juga disuguhkan kue ulang tahun berukuran kecil dengan lilinnya.
Pemberian Cindera Mata
Sosok Bupati Badung Anak Agung Gde Agung juga berperan dalam pengadaan cindera mata yang diberikan Presiden SBY kepada 21 kepala negara dan pemerintahan, termasuk kepada Menlu Amerika Serikat John Kerry mewakili Presiden Barack Obama.
Pengadaan berbagai jenis cindera mata itu berupa patung Garuda Wisnu dan kostum khas KTT APEC dari kain "endek" hasil sentuhan seniman Pulau Dewata.
Patung setinggi 50 sentimeter itu dibuat dari bahan baku kayu jenis pangkal buaya dan kain endek yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Kepala Negara dan Nyonya Ani Yudhoyono.
"Saya sebelumnya harus membawa beberapa buah contoh cindera mata itu ke istana negara untuk mendapat persetujuan terlebih dulu, sebelum seniman memproduksi dalam jumlah banyak," tutur Bupati Gde Agung.
Seniman patung dari Desa Angantaka, Sedang, dan Jagappati Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, mengerjalan karya patung itu sejak awal September lalu.
Patung Garuda Wisnu tersebut dibuat secara lengkap dihiasi dengan "Bedawang Nala" atau berbentuk penyu, ukiran naga, dan patung Wisnu yang membawa senjata berupa Cakra.
Pemberian kenang-kenangan berupa patung garuda Wisnu tersebut diharapkan memberikan pengalaman berkesan bagi para pemimpin APEC yang turut mengangkat seni dan budaya Pulau Dewata.
Dengan adanya sentuhan budaya Bali akan menjadi momentum berharga bagi masyarakat Pulau Dewata untuk memperkenalkan budaya lokal ke tingkat dunia. "Ini merupakan kesempatan langka bagi kita untuk turut menyukseskan APEC," tutur Anak Agung Gde Agung.
Demikian pula cindera mata berupa kain endek kepada seluruh delegasi dan wartawan dari berbagai negara maupun dalam negeri yang meliput kegiatan tersebut.
Kain tenun khas Pulau Dewata itu memiliki motif khusus dengan warna yang berbeda-beda bagi setiap kepala negara.
Busana tradisional itu dikerjakan oleh perajin tenun dari Kabupaten Gianyar.
Kalau dulu di Bogor menggunakan batik, kini di Bali mengenakan busana endek, dan produk tenun khas Pulau Dewata itu diharapak bisa mendunia.
Dengan demikian mampu mengangkat potensi busana Pulau Dewata ke kancah internasional. Kain endek kini menjadi tren busana yang merambah berbagai kalangan mulai seragam wajib pegawai pemerintahan dan karyawan sejumlah kantor perbankan.
Kain tradisional itupun kini telah menjadi salah satu ikon busana di Pulau Dewata yang turut menghidupkan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat di daerah tujuan wisata Pulau Bali, tutur Bupati Gde Agung. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013