Denpasar (Antara Bali) - Tokoh Puri Gerenceng Pemecutan, Denpasar, Anak Agung Ngurah Agung, mengingatkan pentingnya filosofi Tri Hita Karana pada setiap aspek kehidupan.

"Dunia internasional saja mengadopsi filosofi ini, bagaimana mungkin masyarakat Bali tidak menjalankannya?" katanya di Denpasar, Jumat.

Filosofi Tri Hita Karana yang menjadi pedoman hidup umat Hindu di Bali menyeimbangkan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan antarsesama manusia itu telah disepakati oleh negara-negara di kawasan Asia Pasifik sebagai landasan pembangunan sektor pariwisata berkelanjutan pada KTT APEC beberapa waktu lalu.

Menurut dia, filosofi dan konsep kehidupan yang cocok dengan program pembangunan berkelanjutan yang memanifestasikan nilai-nilai manusia, masyarakat, dan alam.

"Pembangunan berkelanjutan itu sangat penting untuk dijalankan sehingga dibutuhkan jaringan yang kuat untuk mewujudkannya," ujar calon anggota DPRD Provinsi Bali dari Partai Golkar itu.

Walaupun konsep itu sudah ditawarkan kepada dunia dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomo Asia-Pasifik (APEC) di Bali, pihaknya tidak takut jika semua negara menirunya.

"Tidak masalah jika negera lain atau daerah lainnya ikut mengaplikasikan konsep Tri Hita Karana itu," kata Ketua Persaudaraan Hindu-Muslim Bali (PHMB) itu.

Menurut Ngurah Agung, semua daerah memiliki karakter dan kearifan lokal bereda. Dengan demikian, walaupun negera lain meniru konsep itu untuk diterpakan dinegeranya nantinya tidak akan sama persis dengan kondisi di Pulau Dewata.  (WRA) 

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013