Wanita terpilih dari 130 negara di belahan dunia hampir selama sebulan akan tinggal di Bali untuk mengikuti serangkaian kegiatan Miss World hingga malam final 28 September 2013.

Pemerintah telah memutuskan untuk melakukan revisi izin keamanan terhadap penyelenggaraan ajang Miss World, dan mengizinkan pelaksanaan rangkaian kontes kecantikan lintas negara itu hanya di Pulau Dewata, termasuk malam final yang awalnya direncanakan di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

"Ibarat telur di ujung tanduk," itulah kondisi yang dihadapi Bali sekarang, hampir mirip dengan keadaan saat Bali menjadi tuan rumah Kongres PDI Perjuangan pada Oktober 1998, yang akhirnya mengantarkan Megawati Soekarnoputri menjadi ketua umum pada awal masa reformasi.

Bali saat itu sempat menjadi sorotan secara nasional, karena tak satu pun daerah di daerah nusnatara tidak sanggup menjadi penyelenggara Kongres PDI Perjuangan, karena kekhawatiran yang berlebihan perihal keamanan.

Bali tampil terdepan dengan menanggung semua risiko, yang akhirnya kongres PDI Perjuangan itu dapat terlaksana dengan lancar dan sukses.

Demikian pula, kontes ratu kecantikan sejagat yang rencana semula berlangsung di dua lokasi yakni Bali sebagai tempat pembukaan dan final di Bogor, akhirnya diubah seluruh rangkaiannya hanya berlangsung di Bali.

"Kita merevisi izin keamanan, disesuaikan, yaitu di Bali. Dengan demikian maka lokasi acara Miss World diubah sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kepentingan kemajuan dunia pariwisata Indonesia. Jadi acara ini tetap dilaksanakan, tapi di Bali," kata Menko Kesra Agung Laksono dalam jumpa pers di kediaman Wakil Presiden Boediono di Jakarta, Sabtu sore (7/9).

Ia mengharapkan semua pihak dapat memahami dan menghargai keputusan tersebut yang merupakan kompromi dari aspirasi berbagai pihak. Salah satunya adalah keputusan pemerintah untuk melarang para kontestan Miss World mengenakan baju renang maupun bikini yang dinilai beberapa pihak tidak sesuai dengan adat ketimuran dan budaya Indonesia.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika seperti pendahulunya Dewa Made Beratha saat menjadi tuan rumah Kongres PDI Perjuangan dengan penuh keyakinan dan optimisme, mengatakan, kegiatan yang digelar itu akan memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat setempat, maupun meningkatkan citra Bali di tingkat nasional maupun internasional.



Harus siap

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengaku mendapat kehormatan dan bangga atas kepercayaan Bali sebagai tuan rumah penyelenggara kontes "Miss World" 2013 dengan harapan bisa membawa nama baik Indonesia di kancah dunia internasional.

Lewat kegiatan internasional yang melibatkan wanita terpilih dari 130 negara itu akan mampu mengantarkan Bali dan Indonesia umumnya ke kancah internasional, karena kegiatan itu merupakan ajang mempromosikan Indonesia dari segi pariwisata dan budayanya.

Ia mengajak masyarakat dan semua pihak ikut ambil bagian untuk menyukseskan kegiatan tersebut, terutama memelihara dan menjaga keamanan sehingga Bali yang bertaburan "bidadari-bidadari" lintas negara tetap kondusif.

Imbauan dan ajakan Gubernur Bali itu mendapat apresiasi masyarakat setempat, di antaranya ratusan anggota Koperasi Produsen Tempe dan Tahu (Kopti) Makmur Denpasar, yang tidak ikut dalam aksi mogok kerja nasional, 9-11 September 2013.

Ketua Kopti Makmur Denpasar Bambang Haryadi menjelaskan, ratusan anggotanya sepakat tidak memenuhi imbauan dan ajakan Kopti pusat untuk melakukan mogok kerja dengan alasan mendukung stabilitas keamanan di Pulau Dewata.

Bali kini tengah berjuang keras untuk menjaga dan memelihara sbalitas keamanan dalam menyukseskan ajang kontes kecantikan Miss World dan pertemuan Konferensi tingkat tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Coorporation (APEC) yang akan berlangsung Oktober mendatang.

Semua itu memerlukan dukungan dan peran serta dari semua pihak, termasuk persediaan pasokan tahu dan tempe bagi masyarakat konsumen dalam jumlah yang memadai.

Jika pekerja tahu tempe di Bali, khususnya di Kota Denpasar dan sekitarnya ikut mogok nasional, dikhawatirkan berdampak terhadap ibu-ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan bahan makanan sehari-hari.

Mengingat menu tahu dan tempe menjadi menu hidangan sehari-hari dari sebagian besar masyarakat Pulau Dewata, sehingga bisa dibayangkan jika selama tiga hari tidak berproduksi secara tidak langsung bisa berpengaruh terhadap stabilitas daerah.

Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya menegaskan, pada

prinsipnya elemen masyarakat Bali mendukung sepenuhnya jika kontes Miss World 2013 seluruhnya dilaksanakan di Pulau Dewata.

Kontes ratu kecantikan itu secara tidak langsung sangat menguntungkan Bali sebagai daeran pariwisata. Daerah lain itu punya tambang, punya hutan atau kayu, sementara Bali hanya punya pariwisata. Bila dalam kontes "Miss World" itu di Bali terus dipromosikan, sehingga mampu memberi keuntungan bagi masyarakat Bali.

Salah seorang kader terbaik PDI Perjuangan itu memberikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak keamanan, baik Polri maupun TNI yang sudah mengawal dan menjaga kondusivitas Bali.



Busana tradisional

Selama hampir sebulan kontes ratu kecantikan dunia itu berlangsung di Bali, wanita terpilih dari 130 negara itu tidak akan menggunakan bikini atau pakaian renang.

Hal itu sesuai norma-norma, kebudayaan dan adat istiadat ketimuran bangsa Indonesia dan mewajibkan peserta mengenakan pakaian daerah Indonesia sebagai ajang pengenalan budaya Indonesia.

Pada acara pembukaan yang berlangsung di BICC Hotel Westin, Nusa Dua, Minggu malam (8/9) satu persatu mereka tampil di panggung dengan mengenakan busana tradisional dari 33 provinsi di tanah air.

Meski mereka tidak mengenakan alas kaki, namun paras cantik wanita bertalenta istimewa itu begitu terpancar dengan mengenakan busana tradisional yang bertajuk "Parade Nusantara".

Penampilan mereka sebagian besar diwarnai budaya Indonesia, sesuai rencana yang telah dijadwalkan panitia penyelenggara.

"Penampilan mereka sangat Indonesia, dari awal sampai akhir. Ini membuat saya bangga dan terhormat. Itu dipantau dan ditonton oleh sekitar dua miliar orang di dunia," tutur Gubernur Bali Made Mangku Pastika usai menyaksikan malam pembukaan Miss World 2013.   (WRA)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013