Pangkalpinang (Antara Bali) - Pedagang daging sapi di Pasar Pembangunan Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  mewaspadai beredarnya daging gelondongan dengan cara memonitor sesama pedagang.

"Untuk antisipasi adanya pedagang nakal yang menjual daging gelondongan, kami melakukan pengawasan dan tukar informasi antarpedagang daging sapi," ujar Khairul, pedagang daging sapi di Pasar Pembangunan Pangakalpinang, Minggu.

Ia mengatakan, kegiatan pengawasan antarpedagang ini seiring meningkatnya pedagang daging dadakan atau musiman menjelang Hari Raya Idul Fitri, sehingga potensi peredaran daging yang merugikan konsumen cukup tinggi.

"Daging yang dijual sudah sesuai dengan standar kesehatan, sehingga masyarakat merasa aman untuk membeli daging sapi untuk lebaran," ujarnya.

Ia menjelaskan, Monitoring ini dilakukan dengan memperhatikan daging sapi tersebut, karena daging sapi gelondongan warna dan tekstur sangat berbeda dengan daging sapi yang dipotong secara benar.

Selain warna daging sapi gelondongan juga banyak mengantung air, sehingga kalau terlama akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan bisa membahayakan masyarakat karena mudah dihinggapi bakteri dan kuman penyakit.

"Apabila ada ditemukan daging yang merugikan konsumen, kami akan mengambil tindakan tegas kepada pedagang nakal tersebut, karena ulah mereka akan merugikan pedagang sapi lainnya," ujarnya.

Menurut dia, daging yang dijual bebas dari daging gelondongan, sehingga masyarakat tidak perlu kuatir untuk membeli daging untuk membuat hidangan Lebaran nanti.

"Untuk meyakinkan masyarakat pedagang daging sapi selalu menggantungkan daging sapinya, kalau daging sapi gelondongan pedagang tidak mau menggantungkan dagingnya, karena banyak mengantung air," ujarnya. (*/DWA)

Pewarta: Oleh Aprionis

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013