Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan investor yang berminat menjalankan operasional pembangunan rumah sakit daerah berstandar internasional (RSI) milik pemprov setempat mengerucut pada Thomson Hospital Singapura.

"Thomson Hospital tampak lebih serius dibandingkan investor lainnya. Sebelumnya ada juga investor dari Jerman dan Jakarta," katanya di Denpasar, Senin.

Ia mengemukakan investor itu nantinya harus menyiapkan alat kesehatan dalam bentuk kerja sama antara Pemprov Bali dan privat (public private partnership) serta operasionalnya dalam penyediaan SDM.

"Walaupun investor sudah mengerucut, tetapi belum ada penandatanganan kerja sama. Jadi masih terbuka bagi investor lain jika kualifikasinya memenuhi persyaratan," ujarnya.

Setelah ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU), ujar dia, barulah investor akan diajak untuk menyeting alat kesehatan yang akan ditempatkan pada bangunan rumah sakit yang direncanakan berlantai empat itu.

"Hanya saja pembangunan RSI di atas lahan seluas 2,9 hektare milik Pemprov Bali belum bisa dilaksanakan karena masih menunggu turunnya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemkot Denpasar. Bagaimanapun alat kesehatan harus cocok dengan bangunan yang ada," katanya. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013