Kuta (Antara Bali) - Jalan tol Bali yang menghubungkan Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua diupacarai ritual Hindu "Pemelaspasan", menandai rampungnya pembangunan jalan bebas hambatan yang dibangun di atas perairan untuk pertama kalinya di Indonesia itu.
    
"Upacara 'Pemelaspasan' itu sebagai bentuk rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi karena pembangunan jalan tol telah selesai dan memenuhi harapan masyarakat," kata Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Upacara yang dipusatkan di gerbang tol Ngurah Rai itu dimulai sekitar pukul 09.00 Wita dipimpin oleh tiga "sulinggih" atau pendeta Hindu yakni Ida Pedanda Gede Putra Bajing, Ida Pedande Buda Jelantik, Ida Pendade Rsi Buana, dan para pemangku (pemimpin upacara adat di pura) yang berada di sekitar jalan tol tersebut.
    
Ritual adat yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Bali yang difasilitasi oleh Jasamarga Bali Tol itu diawali dengan upacara "Tawur Gentuh" sebagai sarana ritual untuk menyeimbangkan dua alam berbeda sesuai dengan kepercayaan Hindu yakni alam nyata (sekala) dan alam tak nyata (niskala).
    
Usai upacara tersebut kemudian dilanjutkan dengan upacara "Pekelem" yakni learung sesajen dan hewan kurban ke laut sebagai bentuk persembahan.
    
Seletah itu dilanjutkan dengan upacara inti yakni "pemelaspasan" sebagai bentuk puji syukur atas rampungnya pembangunan jalan yang menelan dana sekitar Rp2,4 triliun itu.
    
"Kami berharap jalan ini kuat dan bermanfaat bagi masyarakat dan pemakai jalan tol agar lancar dan selamat," tambah Akhmad. (DWA)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013