Bandung (Antara Bali) - Ratna Djuwani (90) putri angkat Bung Karno dan Ibu Inggit Garnasih meninggal dunia karena penyakit tua di rumah tinggal keluarga besarnya di Kompleks Cibolerang D-34 Kota Bandung, Minggu.
Ratna Djuwani yang ikut menghiasi buku sejarah perjuangan Presiden pertama Bung Karno sewaktu dibuang ke Ende, Flores, itu menghembuskan nafas terakhir pukul 06.00 WIB.
"Ibu meningga dunia pukul 06.00 WIB karena penyakit tua, telah sebulan ini beliau tidak bisa beraktivitas karena sudah tua," kata Tito, putra keempat almarhumah.
Almarhumah Ratna Djuwani akan dimakamkan bersebelahan dengan makam Ibu Inggit Garnasih di Taman Pemakaman Umum Caringin Kota Bandung. Lokasi pemakaman itu cukup dan disediakan untuk pemakaman keluarga. "Pemakaman itu sudah disediakan, berada di dekat makam Ibu Inggit," kata Tito.
Almarhumah meninggalkan enam putra dan putri masing-masing Iskandar, Rizal, Kemal, Tito, Rossa dan Nina sebagai putri bungsunya.
Ratna Djuwani dilahirkan di Bandung pada 4 Mei 1923 dari pasangan Sumarta dan Murtasih. Murtasih adalah kakak dari Ibu Inggit Garnasih. Ia diangkat menjadi anak pada saat berusia 40 hari pada bulan Juni oleh pasangan Soekarno (Bung Karno) dan Ibu Inggit Garnasih. "Ibu tinggal bersama Bung Karno dan Ibu Inggit sejak berusia 40 hari sehingga sangat dekat sekali," katanya.
Ratna merupakan anak kesayangan di keluarga itu, dan ikut dalam perjuangan Bung Karno saat dibuang ke Endeh, Flores pada tahun 1934 dimana foto-foto bersejarah di pengasingan itu memperlihatkan kehadiran gadis kecil diapit Bung Karno dan Ibu Inggit Garnasih. (LHS/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Ratna Djuwani yang ikut menghiasi buku sejarah perjuangan Presiden pertama Bung Karno sewaktu dibuang ke Ende, Flores, itu menghembuskan nafas terakhir pukul 06.00 WIB.
"Ibu meningga dunia pukul 06.00 WIB karena penyakit tua, telah sebulan ini beliau tidak bisa beraktivitas karena sudah tua," kata Tito, putra keempat almarhumah.
Almarhumah Ratna Djuwani akan dimakamkan bersebelahan dengan makam Ibu Inggit Garnasih di Taman Pemakaman Umum Caringin Kota Bandung. Lokasi pemakaman itu cukup dan disediakan untuk pemakaman keluarga. "Pemakaman itu sudah disediakan, berada di dekat makam Ibu Inggit," kata Tito.
Almarhumah meninggalkan enam putra dan putri masing-masing Iskandar, Rizal, Kemal, Tito, Rossa dan Nina sebagai putri bungsunya.
Ratna Djuwani dilahirkan di Bandung pada 4 Mei 1923 dari pasangan Sumarta dan Murtasih. Murtasih adalah kakak dari Ibu Inggit Garnasih. Ia diangkat menjadi anak pada saat berusia 40 hari pada bulan Juni oleh pasangan Soekarno (Bung Karno) dan Ibu Inggit Garnasih. "Ibu tinggal bersama Bung Karno dan Ibu Inggit sejak berusia 40 hari sehingga sangat dekat sekali," katanya.
Ratna merupakan anak kesayangan di keluarga itu, dan ikut dalam perjuangan Bung Karno saat dibuang ke Endeh, Flores pada tahun 1934 dimana foto-foto bersejarah di pengasingan itu memperlihatkan kehadiran gadis kecil diapit Bung Karno dan Ibu Inggit Garnasih. (LHS/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013