Yogyakarta (Antara Bali) - Upacara adat masyarakat Ngino Margoagung Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman, Mbah Bregas, tampil bersama sembilan upacara adat lain milik masyarakat kota/kabupaten di DIY dalam Festival Bentara Upacara Adat, Minggu.

"Mbah Bregas adalah upacara adat yang berkembang sejak zaman Wali Songo dan hingga kini terus dilestarikan oleh masyarakat Ngino," kata Jarwo SP, salah seorang pelaku adat budaya Ngino usai menampilkan Mbah Bregas di Festival Bentara Upacara Adat di Alun-alun Utara Yogyakarta, Minggu.

Upacara adat Mbah Bregas dilakukan oleh masyarakat Ngino untuk memperingati Mbah Bregas yang menurut cerita berasal dari prajurit Majapahit yang kemudian bermukim di Margoagung.

Dikisahkan, Mbah Bregas yang menerima nasihat dari Sunan Kalijaga kemudian menerapkan ajaran yang diterimanya tersebut kepada masyarakat di Margooagung dan tercipta kehidupan yang aman, dan tenteram.

"Upacara adat ini biasanya dilakukan setiap kali usai panen yaitu sekitar Mei atau Juni. Upacara ini harus digelar pada Jumat kliwon sesuai penanggalan Jawa," katanya.

Selain itu, pasangan pengantin di Ngino pun masih terus menjalankan adat Mbah Bregas dengan mengelilingi pohon beringin yang dahulu digunakan sebagai pertapaan Mbah Bregas.

"Kegiatan upacara adat ini juga sudah menjadi atraksi wisata yang cukup menarik di Ngino," katanya yang melakukan persiapan sekitar satu bulan untuk mengikuti festival tersebut. (LHS)

Pewarta: Oleh Eka Arifa Rusqiyati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013