Karimun, Kepri, (Antara Bali) - Lembaga Swadaya Masyarakat Wahana Cipta Lestari yang bergerak di bidang lingkungan hidup, menilai Pemerintah Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, lamban dan kurang peka mengatasi dampak negatif kabut asap meski sudah berlangsung sepekan.
"Dinas Kesehatan Karimun kurang peka, justru organisasi kepemudaan dan komunitas motor antik yang lebih dulu membagikan masker untuk mencegah penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) akibat kabut asap," kata Sekretaris LSM Wahana Cipta Lestari Deddy Marliyadi di Tanjung Balai Karimun, Jumat.
Menurut Deddy, Dinkes seharusnya lebih tanggap dan proaktif menyosialisasikan bahaya kabut asap serta membagikan masker sebagai salah satu upaya mencegah penyakit ISPA, apalagi kabut asap sudah hampir sepekan menyelimuti wilayah setempat.
"Pemerintah daerah sudah seharusnya menyiapkan dana arurat untuk mengatasi berbagai bencana termasuk kabut asap yang bukan kali ini saja terjadi," katanya.
Ketebalan kabut asap, kata dia, sudah dalam tahap memprihatinkan karena sudah mulai mengganggu kesehatan masyarakat.
"Mata mulai terasa perih, kerongkongan sakit dan batuk-batuk sejak kabut asap makin tebal. Sementara, aparatur pemerintah daerah sepertinya disibukkan dengan kegiatan lain, bukan melayani masyarakat yang terancam kesehatannya," tuturnya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Dinas Kesehatan Karimun kurang peka, justru organisasi kepemudaan dan komunitas motor antik yang lebih dulu membagikan masker untuk mencegah penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) akibat kabut asap," kata Sekretaris LSM Wahana Cipta Lestari Deddy Marliyadi di Tanjung Balai Karimun, Jumat.
Menurut Deddy, Dinkes seharusnya lebih tanggap dan proaktif menyosialisasikan bahaya kabut asap serta membagikan masker sebagai salah satu upaya mencegah penyakit ISPA, apalagi kabut asap sudah hampir sepekan menyelimuti wilayah setempat.
"Pemerintah daerah sudah seharusnya menyiapkan dana arurat untuk mengatasi berbagai bencana termasuk kabut asap yang bukan kali ini saja terjadi," katanya.
Ketebalan kabut asap, kata dia, sudah dalam tahap memprihatinkan karena sudah mulai mengganggu kesehatan masyarakat.
"Mata mulai terasa perih, kerongkongan sakit dan batuk-batuk sejak kabut asap makin tebal. Sementara, aparatur pemerintah daerah sepertinya disibukkan dengan kegiatan lain, bukan melayani masyarakat yang terancam kesehatannya," tuturnya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013