Sleman (Antara Bali) - Dusun Nawung di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), disiapkan menjadi desa wisata unggulan, dengan daya tarik yang bisa dijual kepada wisatawan menyusuri Sungai Kedung Nganten.

"Menyusuri sungai sepanjang 1,5 kilometer itu, menjadi salah satu unggulan desa wisata ini," kata salah seorang pengelola desa wisata setempat, Wakidi di Sleman, Kamis (25/3).

Nawung di wilayah Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan itu, berjarak sekitar 25 kilometer dari kota Sleman.

"Desa wisata dengan objek andalan Sungai Kedung Nganten, atau yang kami singkat dengan nama Dewi Kangen, diharapkan memberi kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat," katanya.

Ia mengatakan, meskipun Nawung belum berkembang, namun mulai dikenal wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.

"Wisatawan mancanegara yang telah mengunjungi Kedung Nganten di antaranya dari Jerman, Belgia, dan Turki," katanya.

Di Dusun Nawung, menurut Wakidi terdapat banyak "kedung" (bagian sungai yang paling dalam). "Menurut cerita warga setempat, di zaman dahulu Kedung Nganten merupakan tempat mempertemukan pasangan temanten sebagai suami-istri yang sah yang dilakukan seorang dukun," katanya.

Ia menyebutkan selain Kedung Nganten, di daerah itu juga terdapat Kedung Dukun, Kedung Pasangan, dan Kedung Ngaron.

Selain itu, juga terdapat Kedung Kendil, tempat para pengiring temanten, serta Kedung Dowo, tempat pemandian penganten.

"Guna menambah daya tarik bagi pengunjung, saat ini disediakan fasilitas 'outbond ' tradisional dengan menyediakan permainan sederhana di antaranya untuk keseimbangan seperti memindahkan botol dan memecah balon, kursi goyang, egrang, serta 'gangsingan'," katanya.

Wakidi mengatakan, sarana tersebut saat ini baru diperkenalkan dan dipromosikan.

Sementara itu, Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Hariman Yudoraharjo mengatakan pihaknyamenyambut positif dan memberikan apresiasi tinggi terhadap warga Dusun Nawung yang aktif mendukung upaya memajukan kepariwisataan di daerah ini.

"Pengembangan pariwisata harus mempunyai nilai tambah bagi masyarakat khususnya masyarakat setempat, begitu pula terhadap desa wisata ini," katanya.

Ia menyebutkan, jumlah desa wisata di Kabupaten Sleman saat ini sebanyak 38, termasuk Nawung atau Desa Wisata Kedung Nganten.

"Desa wisata ini memiliki kekhasan, selain menyusuri Sungai Kedung Nganten, pengunjung bisa naik-turun bukit," katanya.

Menurut dia, penyusuran sungai di Nawung ini tergolong langka, dan hanya ada di dusun itu.

Dusun Nawung dengan luas wilayah 63,11 hektare tersebut, dihuni sekitar 140 keluarga (517 jiwa). Sebagian besar penduduknya petani.

Namun, karena letak dusun itu di perbukitan yang tanahnya kering, warga hanya bisa mengandalkan air hujan untuk bercocok-tanam. Sehingga, sangat jarang warga Nawung bisa mendapatkan hasil panen padi hingga dua kali.

Mereka hanya bisa memanen padi satu kali, dan pada musim kedua, tanaman padinya dipanen pada usia muda untuk makanan ternak, karena sudah tidak ada hujan.

Oleh karena itu, dusun tersebut termasuk salah satu dusun miskin di Kabupaten Sleman. Apalagi akibat gempa bumi pada 27 Mei 2006, menghilangkan dua sumber mata air yang menjadi tumpuan warga saat musim kemarau.

Saat ini hanya tinggal satu mata air yang tersisa, yang terletak di Sungai Kedung Nganten.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010