Sukabumi (Antara Bali) - Petugas Taman Nasional Gunung Halimun Salak mengizinkan perusahaan Sukhoi untuk melakukan survei evakuasi bangkai pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, satu tahun lalu.

"Izin sudah kami keluarkan untuk evakuasi bangkai pesawat tersebut, namun izin tersebut masih baru sebatas survei karena kami pun ingin mengetahui bagaimana cara evakuasi Sukhoi tersebut," kata Kepala Taman Nasional Gunung halimun Salak (TNGHS) Agus Priambudi kepada Antara, Senin.

Menurut Agus, nantinya hasil survei itu akan dijadikan patokan oleh pihaknya apakah bangkai pesawat tersebut layak untuk dievakuasi atau tidak. Karena jika dalam evakuasinya merusak ekosistem bisa saja izin tersebut dibatalkan sampai ada cara lain agar flora dan fauna di lokasi jatuhnya pesawat naas ini tidak terganggu dan rusak dengan adanya kegiata evakuasi.

Namun, pihaknya saat ini masih menunggu hasil informasi dari petugas di lapangan, sementara pihak perusahaan dan TNI sudah beberapa kali melakukan survei tetapi belum ada laporan kapan akan dievakuasi bangkai pesawat buatan Rusia itu.

"Memang untuk mengevakuasi bangkai pesawat tersebut tidak mudah karena berada di jurang yang sulit untuk ditembus manusia apalagi alat berat, sehingga perlu cara yang spesifik dan kami pun melihat pihak perusahaan masih kesulitan untuk mencari cara bagaimana mengevakuasi bangkai pesawat tersebut," tambahnya.

Dikatakan Agus, jika nanti ke depannya survei dan cara yang akan dilakukan perusahaan tersebut sudah selesai dan administrasinya lengkap maka pihaknya akan kembali melakukan penelitian baru keluar izin evakuasi.

Secara umum pihaknya sudah mengizinkan bangkai pesawat untuk dievakuasi asalkan tidak merusak habitat flora dan fauna yang hidup di lokasi jatuhnya pesawat ini. (*/DWA)

Pewarta: oleh Aditya A Rohman

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013