Pekanbaru (Antara Bali) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau memasang alat pelacak digital atau "global positioning system" kepada Gajah Sumatera Liar, sebagai upaya menurunkan eskalasi konflik gajah dan manusia.

"Dengan adanya pemasangan alat ini, kami bisa memantau rute pergerakan gajah dan makin cepat mengantisipasi apabila mulai berpotensi terjadi konflik dengan manusia," kata Kepala Seksi Wilayah III BBKSDA Riau, Hutomo, kepada Antara di Pekanbaru, Minggu.

Ia menjelaskan, penerapan teknologi canggih itu mulai dilakukan sejak Desember tahun lalu. Bersama WWF Program Riau, lanjutnya, BBKSDA Riau memasang alat tersebut ke dua induk gajah Sumatera liar.

"Kenapa baru dua? Karena harga alatnya cukup mahal, satu unit Rp70 juta," katanya.

Satu gajah betina yang kini mengenakan kalung GPS berlokasi di kawasan konservasi Balai Raja, Duri, Kabupaten Bengkalis. Sedangkan satu lainnya berada di Taman Nasional Tesso Nilo. (*/DWA/IGT)

Pewarta:

Editor : I Gusti Ketut Agung Wijaya


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013