Negara (Antara Bali) - Mohammad Surya Pratama (11), yang baru duduk di kelas 4 SD, asal Desa Tegalbadeng Timur, Kabupaten Jembrana saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah karena menderita gagal jantung.
"Harusnya segera dilakukan operasi, tapi karena anak saya belum berusia 12 tahun, operasi tersebut belum bisa dilakukan," kata Agus Suseno, ayah Surya saat diterima Bupati Jembrana, I Putu Artha, Jumat di Negara.
Suseno menuturkan, awalnya anaknya tersebut dirawat di RSU Negara dengan diagnosa typus dan dirawat hingga sembuh.
Namun belakangan, kondisi Surya menurun sehingga dibawa ke RSUP Sanglah, dan dinyatakan menderita gagal jantung oleh dokter.
Suseno mengungkapkan, saat ini kondisi Surya terus membaik, namun tekanan darahnya masih rendah serta belum ada nafsu makan.
"Kami sebagai keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan merasa kesulitan, apalagi operasinya membutuhkan biaya besar," keluh Suseno kepada Bupati Artha.
Menurut Suseno yang hanya bekerja sebagai buruh lepas di pabrik ini, biaya yang dibutuhkan antara Rp150 juta hingga Rp200 juta.
"Meskipun ada biaya dari Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), tapi tidak ditanggung seluruhnya. Beberapa jenis obat harus kami beli sendiri," katanya.
Mendengarkan keluhan Suseno ini, Bupati Artha memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan, dr Putu Suasta, MKes yang juga hadir untuk membantu lewat program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
"Kalau JKBM memang tanggungan biayanya terbatas. Saya minta keluarga ini dibantu dengan Jamkesmas yang tanggungannya lebih luas, karena mereka memang tidak mampu," kata Artha kepada Suasta.
Selain memerintahkan Suasta memasukkan Surya dalam program Jamkesmas, Bupati Artha juga menyerahkan sejumlah uang tunai untuk biaya hidup Suseno selama menunggu di RSUP Sanglah.
"Jarak RSUP Sanglah dengan Kabupaten Jembrana jauh, tentu keluarga butuh biaya hidup sehari-hari. Bantuan ini kami tujukan untuk biaya hidup tersebut," ujar Artha. (GBI/IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Harusnya segera dilakukan operasi, tapi karena anak saya belum berusia 12 tahun, operasi tersebut belum bisa dilakukan," kata Agus Suseno, ayah Surya saat diterima Bupati Jembrana, I Putu Artha, Jumat di Negara.
Suseno menuturkan, awalnya anaknya tersebut dirawat di RSU Negara dengan diagnosa typus dan dirawat hingga sembuh.
Namun belakangan, kondisi Surya menurun sehingga dibawa ke RSUP Sanglah, dan dinyatakan menderita gagal jantung oleh dokter.
Suseno mengungkapkan, saat ini kondisi Surya terus membaik, namun tekanan darahnya masih rendah serta belum ada nafsu makan.
"Kami sebagai keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan merasa kesulitan, apalagi operasinya membutuhkan biaya besar," keluh Suseno kepada Bupati Artha.
Menurut Suseno yang hanya bekerja sebagai buruh lepas di pabrik ini, biaya yang dibutuhkan antara Rp150 juta hingga Rp200 juta.
"Meskipun ada biaya dari Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), tapi tidak ditanggung seluruhnya. Beberapa jenis obat harus kami beli sendiri," katanya.
Mendengarkan keluhan Suseno ini, Bupati Artha memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan, dr Putu Suasta, MKes yang juga hadir untuk membantu lewat program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
"Kalau JKBM memang tanggungan biayanya terbatas. Saya minta keluarga ini dibantu dengan Jamkesmas yang tanggungannya lebih luas, karena mereka memang tidak mampu," kata Artha kepada Suasta.
Selain memerintahkan Suasta memasukkan Surya dalam program Jamkesmas, Bupati Artha juga menyerahkan sejumlah uang tunai untuk biaya hidup Suseno selama menunggu di RSUP Sanglah.
"Jarak RSUP Sanglah dengan Kabupaten Jembrana jauh, tentu keluarga butuh biaya hidup sehari-hari. Bantuan ini kami tujukan untuk biaya hidup tersebut," ujar Artha. (GBI/IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013