Nusa Dua (Antara Bali) - Media-media internasional didorong menggencarkan pemberitaan tentang terdamparnya pengungsi dari negara konflik di negara transit untuk menekan maraknya penyelundupan manusia.

"Yang paling utama untuk kita dorong adalah media-media di negara asal pengungsi agar masyarakat di sana tidak mudah menjadi pengungsi hanya dengan menggunakan perahu kecil yang membahayakan jiwa mereka dalam pelayaran," kata Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Hasan Kleib di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Senin.

Ia akan menyampaikan persoalan tersebut dalam pertemuan pejabat senior (SOM) "The Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime" di BICC, Nusa Dua, Senin hingga Selasa (2/4).

"Sebenarnya dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya, kita sudah mengingatkan negara-negara media asal tentang pentingnya pemberitaan mengenai kegagalan pengungsi ke negara tujuan," kata Hasan.

Ia justru menyayangkan media-media internasional, khususnya di negara asal pengungsi, yang gencar memberitakan kisah sukses pengungsi dan pencari suaka di negara tujuan.

"`Success story` (kisah sukses) pengungsi itu memotivasi rakyat di negara konflik yang tidak mendapat kepastian ekonomi untuk keluar dari negaranya ke negara yang dianggapnya dapat menjamin kehidupan mereka. Mereka tanpa mempertimbangkan risiko dan bahaya yang dihadapi selama berlayar di lautan terbuka," katanya.

Menurut dia, seharusnya media-media internasional, khususnya di negara asal pengungsi juga memberitakan masalah terdamparnya pengungsi di beberapa negara transit, termasuk di Indonesia.

"Wilayah lautan kita ini luasnya 3.000 mil. Kapan saja bisa terjadi peristiwa terdamparnya pengungsi yang melakukan perjalanan dari negaranya ke Australia atau Selandia Baru," katanya. (M038)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013