Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menekankan pentingnya kolaborasi untuk memaknai dua tahun tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.

“Kolaborasi yang erat, jangan satu-satu, tidak ada dari kami yang bisa sendiri-sendiri dan ini merupakan salah satu nilai bangsa kita yaitu gotong royong,” kata Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria di sela konferensi penanggulangan terorisme melalui olahraga di Kuta, Kabupaten Bandung, Bali, Selasa.

Menurut dia, refleksi dua tahun tragedi tersebut menjadi momentum untuk bersama-sama berbuat dan menyusun konsep lebih baik untuk kemajuan sepak bola tanah air.

“Hari ini kebetulan tepat dua tahun sejarah tragedi horor kita alami du dunia sepak bola dua tahun lalu. Saatnya kita berbuat, saatnya kita menyusun konsep bersama-sama karena mungkin sepak bola tidak bisa menemukan solusinya sendiri,” imbuhnya.

Sepak bola, ujarnya, memiliki nilai penghormatan, disiplin dan persatuan yang perlu diterjemahkan nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari termasuk program inisiatif untuk dunia sepak bola.

“Kita tidak lagi satu eksklusif tapi sama-sama sinergi untuk memajukan bangsa Indonesia,” katanya.

Kolaborasi, lanjut dia, memberi makna sepak bola yaitu persatuan seluruh pelaku olahraga termasuk industri sepak bola agar bisa terus berbenah.

“Terus memperbaiki diri untuk ke depannya dengan belajar satu sama lain dengan industri yang lain,” imbuhnya.

Sebelumnya, tragedi Kanjuruhan menewaskan 135 orang pada 1 Oktober 2022 pada laga yang mempertemukan Arema FC dan Persebaya Surabaya.

Buntut dari peristiwa itu, setiap pertandingan dalam Liga 1 Indonesia hanya bisa disaksikan secara langsung di stadion oleh suporter tim tuan rumah.
 



 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024