Chicago (Antara Bali) - Seorang bayi perempuan di Mississippi, Amerika Serikat, yang lahir dengan membawa virus HIV berhasil disembuhkan setelah menjalani perawatan dini melalui terapi obat-obatan standar.
Sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat pada Minggu mengatakan bahwa kasus bayi Mississippi tersebut secara potensial dapat membuka kemungkinan pendekatan baru bagaimana menghilangkan infeksi HIV pada korban yang masih berusia sangat muda.
"Ini adalah sebuah bukti bahwa HIV yang menginfeksi bayi sangat mungkin disembuhkan," kata Dr. Deborah Persaud, ahli virologi dari Universitas John Hopkins yang merepresentasikan penemuan tersebut di "Conference on Retroviruses and Opportunistic Infections" di Atlanta.
Para ilmuwan percaya bahwa penggunaan perawatan antiviral secara dini dapat mencegah HIV dalam bayi membentuk "viral reservoir", suatu rangkaian sel terinfeksi HIV yang sulit diobati.
Setelah menjalani perawatan, sistem imun dalam bayi memberi respon dan serangkaian tes menunjukkan bahwa level virus dalam tubuh terus menurun. Bayi ini menjalani perawatan selama 18 bulan, namun kemudian berhenti menemui dokter selama kurang lebih 10 bulan.
Setelah periode 10 bulan tanpa perawatan, Dr. Hannah Gay yang menangani anak tersebut meminta tes darah standar dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi bayi sebelum kembali menjalani terapi antiviral.
Apa yang kemudian ditemukan oleh Gr. Gay sangat mengejutkan. Dua tes darah yang dilakukan menunjukkan tidak adanya HIV dalam level yang dapat terdeteksi. Hasil yang sama juga muncul dalam tes yang khusus untuk mengetahui adanya infeksi HIV dalam tubuh. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat pada Minggu mengatakan bahwa kasus bayi Mississippi tersebut secara potensial dapat membuka kemungkinan pendekatan baru bagaimana menghilangkan infeksi HIV pada korban yang masih berusia sangat muda.
"Ini adalah sebuah bukti bahwa HIV yang menginfeksi bayi sangat mungkin disembuhkan," kata Dr. Deborah Persaud, ahli virologi dari Universitas John Hopkins yang merepresentasikan penemuan tersebut di "Conference on Retroviruses and Opportunistic Infections" di Atlanta.
Para ilmuwan percaya bahwa penggunaan perawatan antiviral secara dini dapat mencegah HIV dalam bayi membentuk "viral reservoir", suatu rangkaian sel terinfeksi HIV yang sulit diobati.
Setelah menjalani perawatan, sistem imun dalam bayi memberi respon dan serangkaian tes menunjukkan bahwa level virus dalam tubuh terus menurun. Bayi ini menjalani perawatan selama 18 bulan, namun kemudian berhenti menemui dokter selama kurang lebih 10 bulan.
Setelah periode 10 bulan tanpa perawatan, Dr. Hannah Gay yang menangani anak tersebut meminta tes darah standar dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi bayi sebelum kembali menjalani terapi antiviral.
Apa yang kemudian ditemukan oleh Gr. Gay sangat mengejutkan. Dua tes darah yang dilakukan menunjukkan tidak adanya HIV dalam level yang dapat terdeteksi. Hasil yang sama juga muncul dalam tes yang khusus untuk mengetahui adanya infeksi HIV dalam tubuh. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013