Serang (Antara Bali) - Puluhan mahasiswa dari beberapa kampus di Serang, Selasa, mengajak remaja Provinsi Banten menolak perayaan "Valentine's Day" pada setiap 14 Februari.
Aksi unjuk rasa tersebut dimulai dari halaman kampus IAIN Maulana Hasanudin Banten Jl Jendral Sudirman, Serang, dengan orasi di pinggir jalan sambil membagikan selebaran berisi ajakan untuk kalangan remaja di kota itu, agar tidak ikut merayakan "Valentine's Day" 14 Februari.
"Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat Banten untuk bersama-sama menyelamatkan remaja daerah ini dari budaya seks bebas berbalut 'Valentine's Day'," kata koordinator pengunjuk rasa Dede Taufik El-Bantani.
Ia mengatakan, pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia khususnya Banten saat ini sangat memprihatinkan. Berdasarkan beberapa data diantaranya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota-kota besar di negeri ini pernah berhubungan seks.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak kepada seluruh orang tua di Banten untuk menjaga akhlaq dan moral para remaja agar tidak terjerumus ke dalam pergaluan-pergaulan seks bebas. Salah satunya yaitu agar tidak ikut merayakan 'Valentine's Day' atau biasa disebut Hari Kasih Sayang, karena aktivitas tersebut cenderung mengarah pada seks bebas dengan dalih saling mencintai.
"Kita bentengi dan perkuat akhlak serta moral kaum remaja Banten dengan meningkatkan keimanan dan pendidikan agama," kata Dede Taufik.
Para aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Konselor Muda Indonesia Generasi Muda Pembina Insan Berprestasi (PKMI Gempita) Wilayah Banten, melanjutkan aksinya di perempatan lampu merah jalan Jendral Sudirman dengan kembali melakukan orasi di jalan raya.
"Bersama PKMI Gempita kita selamatkan remaja dari degradasi moral akibat pornografi, seks bebas, narkotika tawuran dan Hiv/Aids," kata Dede. (*/DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Aksi unjuk rasa tersebut dimulai dari halaman kampus IAIN Maulana Hasanudin Banten Jl Jendral Sudirman, Serang, dengan orasi di pinggir jalan sambil membagikan selebaran berisi ajakan untuk kalangan remaja di kota itu, agar tidak ikut merayakan "Valentine's Day" 14 Februari.
"Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat Banten untuk bersama-sama menyelamatkan remaja daerah ini dari budaya seks bebas berbalut 'Valentine's Day'," kata koordinator pengunjuk rasa Dede Taufik El-Bantani.
Ia mengatakan, pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia khususnya Banten saat ini sangat memprihatinkan. Berdasarkan beberapa data diantaranya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota-kota besar di negeri ini pernah berhubungan seks.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak kepada seluruh orang tua di Banten untuk menjaga akhlaq dan moral para remaja agar tidak terjerumus ke dalam pergaluan-pergaulan seks bebas. Salah satunya yaitu agar tidak ikut merayakan 'Valentine's Day' atau biasa disebut Hari Kasih Sayang, karena aktivitas tersebut cenderung mengarah pada seks bebas dengan dalih saling mencintai.
"Kita bentengi dan perkuat akhlak serta moral kaum remaja Banten dengan meningkatkan keimanan dan pendidikan agama," kata Dede Taufik.
Para aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Konselor Muda Indonesia Generasi Muda Pembina Insan Berprestasi (PKMI Gempita) Wilayah Banten, melanjutkan aksinya di perempatan lampu merah jalan Jendral Sudirman dengan kembali melakukan orasi di jalan raya.
"Bersama PKMI Gempita kita selamatkan remaja dari degradasi moral akibat pornografi, seks bebas, narkotika tawuran dan Hiv/Aids," kata Dede. (*/DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013