Palu (Antara Bali) - Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana mengaku hanya tersenyum menghadapi desakan mundur dari jabatannya oleh masyarakat dan berbagai elemen lainnya selama sekitar satu semester terakhir.

"Saya hanya tersenyum dan menjawabnya dengan bekerja dan bekerja," kata Dewa Parsana di Palu, Sabtu (9/2).

Maraknya desakan mundur Dewa Parsana dari jabatannya karena ia dinilai gagal dalam mengamankan Sulawesi Tengah.

Bentrok antarwarga masih kerap terjadi di sejumlah daerah hingga memakan korban jiwa, aksi terorisme, penembakan warga sipil, dan sejumlah kekerasan yang dilakukan polisi menjadi alasan utama untuk mendesak alumnus Akabri Kepolisian tahun 1982 ini meletakkan jabatannya.

Mantan Direktur Reserse Kriminal Polda Jawa Tengah ini resmi menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah pada 4 Januari 2010 menggantikan Amin Saleh yang saat ini sudah berpangkat Irjen Polisi. Dia juga dikenal Kepala Polda terlama di Sulawesi Tengah.

Pada umumnya, jabatan Kepala Polda Sulawesi Tengah hanya bertahan selama satu tahun saja. Kalaupun ada yang lebih, itupun hanya beberapa bulan saja.

Bahkan, pria kelahiran Denpasar, 28 November 1957 ini, sebelumnya juga telah menjabat sebagai Wakil Kepala Polda Sulawesi Tengah.

Dewa Parsana mengatakan para pendemo itu adalah warga yang berhak dilindungi saat menyampaikan aspirasinya, meskipun saat  mendesaknya mundur dari jabatannya. (*/DWA/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013