Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra saat menghadiri gerakan penanaman cabai di Hutan Kota Banyuasri, mengapresiasi pemerintah Kabupaten Buleleng yang mengoptimalkan lahan milik pemerintah dengan baik, dan perlu ditiru oleh kabupaten/kota lainnya.
Dewa Indra menyebut tak hanya lahan pemkab, namun juga menawarkan lahan milik Pemprov Bali karena pemanfaatan lahan pemerintah daerah untuk ditanami kebutuhan pangan juga bisa membantu menekan inflasi.
“Lahan milik Pemprov Bali cukup banyak hamparannya. Itu bisa dimanfaatkan untuk hal produktif serta bermanfaat seperti ini. Tak hanya cabai, lahan-lahan itu juga bisa ditanami bahan kebutuhan yang berpotensi menyumbang angka inflasi seperti bawang serta bunga yang merupakan bahan canang sari,” kata dia dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Sabtu.
Ia mengapresiasi gebrakan penanaman cabai ini, apalagi prosesnya penuh dengan kolaborasi antar-instansi seperti lahan dari Pemkab Buleleng, pembukaan lahan dibantu TNI, dan bibit tanaman cabai dari Bank Indonesia.
“Bisa kita lihat, dalam kegiatan ini Pj Bupati Buleleng bertindak sebagai dirigen yang mampu menggerakkan berbagai elemen. Kolaborasi semacam ini yang perlu kita perbanyak karena merupakan bukti intervensi pemerintah dalam menyikapi persoalan di masyarakat,” ujarnya.
Birokrat nomor satu di Pemprov Bali itu kemudian menyinggung soal indeks ketahanan pangan Bali yang sudah terjaga dengan baik hingga berhasil menerima penghargaan sebagai daerah dengan indeks ketahanan pangan terbaik di Indonesia.
Menurut dia, ini semestinya menjadi penyemangat bagi Bali untuk tetap menjaga ketersediaan pangan bagi masyarakat, dan salah satu langkahnya melakukan pemetaan lahan pertanian yang tersebar di seluruh Bali.
Selanjutnya, menyesuaikan kebutuhan dan produksi yang sesuai dengan suatu wilayah, dengan demikian kebutuhan masyarakat akan dapat terpenuhi.
“Memang tidak total, karena ada produk pangan tertentu yang masih harus kita datangkan dari daerah lain dan itu sesuatu yang normal,” kata Dewa Indra.
Sementara itu terkait gerakan penanaman cabai, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menjelaskan bahwa kegiatan dilakukan di atas lahan seluas 2 hektar milik Pemkab Buleleng.
Aset pemerintah daerah ini terletak di Kota Singaraja, lama tidak terpakai hingga ditumbuhi semak belukar selama 18 tahun.
“Lokasinya sangat strategis di tengah kota, kita akan kembangkan menjadi city farming. Ini juga bagian dari upaya kita dalam pengendalian inflasi. Kita juga akan tata menjadi lokasi trek joging," ujar Lihadnyana.
Gerakan tanam cabai juga diikuti pencanangan smart farming, penanaman bibit pohon penghijauan dan penebaran bibit ikan pada kolam yang berada di areal lahan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Dewa Indra menyebut tak hanya lahan pemkab, namun juga menawarkan lahan milik Pemprov Bali karena pemanfaatan lahan pemerintah daerah untuk ditanami kebutuhan pangan juga bisa membantu menekan inflasi.
“Lahan milik Pemprov Bali cukup banyak hamparannya. Itu bisa dimanfaatkan untuk hal produktif serta bermanfaat seperti ini. Tak hanya cabai, lahan-lahan itu juga bisa ditanami bahan kebutuhan yang berpotensi menyumbang angka inflasi seperti bawang serta bunga yang merupakan bahan canang sari,” kata dia dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Sabtu.
Ia mengapresiasi gebrakan penanaman cabai ini, apalagi prosesnya penuh dengan kolaborasi antar-instansi seperti lahan dari Pemkab Buleleng, pembukaan lahan dibantu TNI, dan bibit tanaman cabai dari Bank Indonesia.
“Bisa kita lihat, dalam kegiatan ini Pj Bupati Buleleng bertindak sebagai dirigen yang mampu menggerakkan berbagai elemen. Kolaborasi semacam ini yang perlu kita perbanyak karena merupakan bukti intervensi pemerintah dalam menyikapi persoalan di masyarakat,” ujarnya.
Birokrat nomor satu di Pemprov Bali itu kemudian menyinggung soal indeks ketahanan pangan Bali yang sudah terjaga dengan baik hingga berhasil menerima penghargaan sebagai daerah dengan indeks ketahanan pangan terbaik di Indonesia.
Menurut dia, ini semestinya menjadi penyemangat bagi Bali untuk tetap menjaga ketersediaan pangan bagi masyarakat, dan salah satu langkahnya melakukan pemetaan lahan pertanian yang tersebar di seluruh Bali.
Selanjutnya, menyesuaikan kebutuhan dan produksi yang sesuai dengan suatu wilayah, dengan demikian kebutuhan masyarakat akan dapat terpenuhi.
“Memang tidak total, karena ada produk pangan tertentu yang masih harus kita datangkan dari daerah lain dan itu sesuatu yang normal,” kata Dewa Indra.
Sementara itu terkait gerakan penanaman cabai, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menjelaskan bahwa kegiatan dilakukan di atas lahan seluas 2 hektar milik Pemkab Buleleng.
Aset pemerintah daerah ini terletak di Kota Singaraja, lama tidak terpakai hingga ditumbuhi semak belukar selama 18 tahun.
“Lokasinya sangat strategis di tengah kota, kita akan kembangkan menjadi city farming. Ini juga bagian dari upaya kita dalam pengendalian inflasi. Kita juga akan tata menjadi lokasi trek joging," ujar Lihadnyana.
Gerakan tanam cabai juga diikuti pencanangan smart farming, penanaman bibit pohon penghijauan dan penebaran bibit ikan pada kolam yang berada di areal lahan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024