Amerika Serikat tidak pernah menjadi mediator yang netral, namun mereka selalu menjadi biang keladi dalam pendudukan Palestina, kata pejabat senior kelompok perlawanan Hamas di Palestina, Osama Hamdan.

Saat wawancara dengan jaringan TV Al Mayadeen pada Rabu malam, Hamdan mengatakan bahwa salah satu imbas utama dari Operasi Badai Al-Aqsa adalah terganggunya rencana AS untuk menentukan nasib kawasan berdasarkan kepentingan pendudukan rezim Israel dan dirinya sendiri.

Hamdan mengatakan bahwa penjajah Israel masih ragu untuk memulai serangan darat terhadap Kota Rafah, sebab sejauh ini mereka belum mencatat prestasi militer apapun dalam operasinya di Jalur Gaza.

Baca juga: Menlu Retno suarakan aspirasi masyarakat Gaza di pertemuan G20

Menurut Hamdan, perlawanan Palestina telah mengugurkan keinginan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan rencana besar Zionis di wilayah tersebut.

Perlawanan Palestina adalah gerakan murni dari rakyat Palestina, yang tidak bergantung pada tokoh-tokoh besar sekalipun, katanya, seraya menambahkan bahwa Hamas yakin para petempur Palestina bisa memerdekakan tanah air mereka.

Kerja sama antara Knesset rezim Israel dan PM Netanyahu dalam mengesampingkan pembentukan negara Palestina yang merdeka membuktikan bahwa satu-satunya pilihan yang tersisa bagi bangsa Palestina adalah perlawanan, katanya menambahkan.

Sumber: IRNA-OANA

Baca juga: Israel tak dengarkan desakan internasional, ngotot serang Rafah
 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024