Singaraja (Antara Bali) - Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra menghadiri peringatan Maulid Nabi di Desa Pegayaman yang dikenal sebagai permukiman komunitas muslim di wilayah Bali utara itu, Kamis.

"Hari ini menjadi momentum penting untuk meneladani kehidupan Rasulullah SAW sehari-hari," katanya didampingi beberapa pejabat dan Muspida Kabupaten Buleleng.

Ia melihat masyarakat Desa Pegayaman telah memberikan contoh yang baik tentang kebhinnekaan. "Semoga keunikan akulturasi di Desa Pegayaman yang sudah ada sejak 350 tahun lalu ini dapat dijadikan salah satu ikon untuk dapat dilaksanakan oleh seluruh umat beragama di Buleleng pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya," kata Wabup yang berlatar belakang dokter spesialis kandungan itu.

Menurut dia, upaya menyatukan keragaman dalam sebuah negara sangat bernilai tinggi dan patut untuk mendapat penghargaan yang setinggi-tingginya.

Dalam kesempatan tersebut, Sutjidra memberikan bantuan dana sebesar Rp2 juta kepada panitia penyelenggara peringatan Maulid Nabi di Desa Pegayaman.

Adat-istiadat umat Islam di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, itu hampir sama dengan adat-istiadat umat Hindu di Bali.

Bahkan, sehari-hari mereka berpakaian adat yang dilengkapi udeng dan "kamen" sebagai ciri khas budaya umat Hindu di Bali.

Nama depan masyarakat Desa Pegayaman juga mengadopsi nama masyarakat Bali pada umumnya, seperti Wayan, Made, Ketut, Komang, dan lain sebagainya.

Cendikiawan muslim asal Desa Pegayaman, Ketut Sahruwardi Abbas mengaku bangga menjadi salah satu bagian masyarakat desa yang sangat terkenal oleh kerukunan antarumat beragamanya, terlebih dengan kepemilikan identitas budaya yang sangat berbeda.

"Ini warisan nenek moyang kami yang sampai saat ini menjadi tonggak keberhasilan di Desa Pegayaman dalam memelihara kerukunan antarumat beragama," katanya. (MDE/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013