Denpasar (Antara Bali) - Dirjen Binmas Hindu Kementerian Agama Prof Dr Ida Bagus Yudha Triguna menilai, karya-karya almarhum I Gusti Bagus Sugriwa, baik menyangkut karya sastra maupun agama mempunyai spirit yang patut dikembangkan di era global.
"Zaman terus berkembang dan berubah, namun kebenaran tidak boleh berubah," kata Dirjen dalam sambutan tertulis dibacakan Direktur Pendidikan Agama Hindu Drs Ida Bagus Gede Swabawa di Bentara Budaya Bali, Ketewel, Kabupaten Gianyar, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu ketika membuka Seminar Nasional mengusung tema "Aktualisasi pemikiran cendekiawan Bali I Gusti Bagus Sigriwa tentang konsep Siwa Budha, upaya meningkatkan Harmonisasi kehidupan bangsa pada era global".
Karya-karya sastra yang dihasilkan almarhum yang meninggal dunia 36 tahun silam, tepatnya 22 November 1977 merupakan salah seorang cendekiawan Bali pada abad 20 yang mempunyai pandangan dan pemikiran yang sangat luas.
Sosok pria itu semasa hidupnya berhasil menulis 68 judul naskah pada 115 publikasi diterjemahkan dalam sepuluh bahasa hingga kini menjadi koleksi 351 perpustakaan di dalam dan luar negeri.
Oleh sebab itu pemikiran dan pandangan almarhum I Gusti Bagus Sugriwa sangat penting untuk digali dan dikembangkan dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi pada eraglobal.
Yudha Triguna mengingatkan, keharmonisan, ketentraman dan kerukunan yang menjadi dambaan setiap umat manusia diharapkan dapat tercapai pada perkembangan di masa-masa mendatang.
Salah satu kuncinya adalah kebenaran itu tidak boleh berubah seperti yang ditanamkan dalam setiap karya sastra dan agama yang dihasilkan almarhum I Gusti Bagus Sugriwa, ujarnya.
Seminar yang berlangsung selama dua hari itu menampilkan empat pembicara diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai unsur, mulai dari tokoh agama, masyarakat umum, kalangan kampus, baik dosen maupun mahasiswa.
Keempat pembicara tersebut terdiri atas Pendeta Ida Rsi Agung Wayabya Suprabhu Sogata Karang (Drs Gusti Bagus Sudiyamaka Sugriwa) yang juga salah seorang putra almarhum I Gusti Bagus Sugriwa dan Prof Dr Nyoman Suarka, guru besar Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Selain itu Rektor Sekolah Tinggi Agama Hindu I Gede Pudja Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat Prof Dr I Ketut Widnya dan dosen Fakultas Sastra Unud Drs Ida Bagus Agastia yang juga mantan anggota DPD-RI. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Zaman terus berkembang dan berubah, namun kebenaran tidak boleh berubah," kata Dirjen dalam sambutan tertulis dibacakan Direktur Pendidikan Agama Hindu Drs Ida Bagus Gede Swabawa di Bentara Budaya Bali, Ketewel, Kabupaten Gianyar, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu ketika membuka Seminar Nasional mengusung tema "Aktualisasi pemikiran cendekiawan Bali I Gusti Bagus Sigriwa tentang konsep Siwa Budha, upaya meningkatkan Harmonisasi kehidupan bangsa pada era global".
Karya-karya sastra yang dihasilkan almarhum yang meninggal dunia 36 tahun silam, tepatnya 22 November 1977 merupakan salah seorang cendekiawan Bali pada abad 20 yang mempunyai pandangan dan pemikiran yang sangat luas.
Sosok pria itu semasa hidupnya berhasil menulis 68 judul naskah pada 115 publikasi diterjemahkan dalam sepuluh bahasa hingga kini menjadi koleksi 351 perpustakaan di dalam dan luar negeri.
Oleh sebab itu pemikiran dan pandangan almarhum I Gusti Bagus Sugriwa sangat penting untuk digali dan dikembangkan dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi pada eraglobal.
Yudha Triguna mengingatkan, keharmonisan, ketentraman dan kerukunan yang menjadi dambaan setiap umat manusia diharapkan dapat tercapai pada perkembangan di masa-masa mendatang.
Salah satu kuncinya adalah kebenaran itu tidak boleh berubah seperti yang ditanamkan dalam setiap karya sastra dan agama yang dihasilkan almarhum I Gusti Bagus Sugriwa, ujarnya.
Seminar yang berlangsung selama dua hari itu menampilkan empat pembicara diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai unsur, mulai dari tokoh agama, masyarakat umum, kalangan kampus, baik dosen maupun mahasiswa.
Keempat pembicara tersebut terdiri atas Pendeta Ida Rsi Agung Wayabya Suprabhu Sogata Karang (Drs Gusti Bagus Sudiyamaka Sugriwa) yang juga salah seorang putra almarhum I Gusti Bagus Sugriwa dan Prof Dr Nyoman Suarka, guru besar Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Selain itu Rektor Sekolah Tinggi Agama Hindu I Gede Pudja Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat Prof Dr I Ketut Widnya dan dosen Fakultas Sastra Unud Drs Ida Bagus Agastia yang juga mantan anggota DPD-RI. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013