Denpasar (Antara Bali) - Peternak di Provinsi Bali menuntut dana kompensasi dari pemerintah atas pemusnahan unggas untuk menghindari meluasnya wabah flu burung.
"Memang peternak meminta kompensasi atas unggas yang dimusnahkan. Peternak merasa keberatan unggasnya dimusnahkan. Terlebih mereka kebanyakan peternak mandiri dan banyak juga peternak yang mendapatkan modal pinjaman," kata Ketua Komisi II DPRD Bali Tutik Kusuma Wardhani di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, pemusnahan dapat merugikan peternak sehingga wajar mereka menuntut dana kompensasi.
"Kami dan Dinas Peternakan Bali berupaya memohon dana kompensasi kepada pemerintah pusat dan telah berkoordinasi serta berkonsultasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Namun dana kompensasi itu belum diberikan karena Bali belum dianggap sebagai daerah luar biasa bencana flu burung," kata politikus Partai Demokrat itu.
Menteri Pertanian sejauh ini belum mengeluarkan keputusan bahwa Bali sebagai daerah dengan kejadian luar biasa bencana flu burung. Kasusnya dianggap masih kecil dan belum sebesar di Jawa Tengah.(*/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Memang peternak meminta kompensasi atas unggas yang dimusnahkan. Peternak merasa keberatan unggasnya dimusnahkan. Terlebih mereka kebanyakan peternak mandiri dan banyak juga peternak yang mendapatkan modal pinjaman," kata Ketua Komisi II DPRD Bali Tutik Kusuma Wardhani di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, pemusnahan dapat merugikan peternak sehingga wajar mereka menuntut dana kompensasi.
"Kami dan Dinas Peternakan Bali berupaya memohon dana kompensasi kepada pemerintah pusat dan telah berkoordinasi serta berkonsultasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Namun dana kompensasi itu belum diberikan karena Bali belum dianggap sebagai daerah luar biasa bencana flu burung," kata politikus Partai Demokrat itu.
Menteri Pertanian sejauh ini belum mengeluarkan keputusan bahwa Bali sebagai daerah dengan kejadian luar biasa bencana flu burung. Kasusnya dianggap masih kecil dan belum sebesar di Jawa Tengah.(*/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013