Bakal calon Presiden RI Ganjar Pranowo menekankan optimalisasi ekonomi hijau, biru hingga digital sebagai ekonomi baru untuk membuka pasar dan kesempatan dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi mewujudkan Indonesia unggul.
"New economy untuk membuka market dan kesempatan baru, ada green, blue dan digital economy," kata Ganjar dalam Sarasehan 100 Ekonom 2023 di Jakarta, Rabu.
Ganjar menuturkan 77 persen wilayah Indonesia berupa laut dan perairan, namun sektor maritim hanya berkontribusi 7,6 persen dari Produk Domestik Bruto pada 2021.
Menurut dia, masih banyak potensi sektor maritim yang perlu dikembangkan dan dioptimalkan untuk meningkatkan kontribusinya kepada perekonomian nasional. Dalam hal ini, diperlukan hasil-hasil riset baik dari universitas dan pelaku usaha.
Potensi perikanan berkelanjutan dan kredit karbon juga harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kemajuan ekonomi bangsa.
Di sisi lain, mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut mengatakan pengembangan ekonomi hijau dilakukan antara lain dengan transisi hijau menuju energi baru dan terbarukan untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Ganjar menuturkan dibutuhkan investasi transisi energi nasional hingga 2030 sebanyak Rp1.300 triliun, dan angka tersebut dapat ditawarkan kepada para investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk mengambil potensi investasi tersebut.
"Kalau kemudian kita investasi ke EBT ini sangat mahal sekali, maka kemudian saya tawarkan ke investor-investor dunia dan dalam negeri," ujarnya.
Di samping itu, pengembangan ekonomi digital perlu didukung dengan infrastruktur digital yang memadai sebagai bagian dari upaya meningkatkan ekonomi dan keuangan digital termasuk untuk mendukung transaksi perdagangan dalam jaringan (e-commerce). Namun, keamanan data di era digitalisasi juga harus dapat dijamin.
Baca juga: Ganjar Pranowo ingin mendata petani di Indonesia jika terpilih jadi presiden
Baca juga: Ganjar ajak kaum muda Bali belajar politik dengan ikut timses
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"New economy untuk membuka market dan kesempatan baru, ada green, blue dan digital economy," kata Ganjar dalam Sarasehan 100 Ekonom 2023 di Jakarta, Rabu.
Ganjar menuturkan 77 persen wilayah Indonesia berupa laut dan perairan, namun sektor maritim hanya berkontribusi 7,6 persen dari Produk Domestik Bruto pada 2021.
Menurut dia, masih banyak potensi sektor maritim yang perlu dikembangkan dan dioptimalkan untuk meningkatkan kontribusinya kepada perekonomian nasional. Dalam hal ini, diperlukan hasil-hasil riset baik dari universitas dan pelaku usaha.
Potensi perikanan berkelanjutan dan kredit karbon juga harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kemajuan ekonomi bangsa.
Di sisi lain, mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut mengatakan pengembangan ekonomi hijau dilakukan antara lain dengan transisi hijau menuju energi baru dan terbarukan untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Ganjar menuturkan dibutuhkan investasi transisi energi nasional hingga 2030 sebanyak Rp1.300 triliun, dan angka tersebut dapat ditawarkan kepada para investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk mengambil potensi investasi tersebut.
"Kalau kemudian kita investasi ke EBT ini sangat mahal sekali, maka kemudian saya tawarkan ke investor-investor dunia dan dalam negeri," ujarnya.
Di samping itu, pengembangan ekonomi digital perlu didukung dengan infrastruktur digital yang memadai sebagai bagian dari upaya meningkatkan ekonomi dan keuangan digital termasuk untuk mendukung transaksi perdagangan dalam jaringan (e-commerce). Namun, keamanan data di era digitalisasi juga harus dapat dijamin.
Baca juga: Ganjar Pranowo ingin mendata petani di Indonesia jika terpilih jadi presiden
Baca juga: Ganjar ajak kaum muda Bali belajar politik dengan ikut timses
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023