Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah nelayan di Bali kini memperbaiki jaring dan menekuni usaha produktif yang mampu memberikan pendapatan bagi keluarga dalam mengisi waktu luang setelah mereka tidak dapat melakukan aktivitas di laut.
Wartawan ANTARA dari Denpasar, Kamis melaporkan, hampir sebagian besar nelayan di berbagai daerah di Bali belakangan ini tidak bisa melaut sehubungan munculnya gelombang besar disertai angin kencang.
Dengan memperbaiki jaring dan menekuni usaha lain yang dinilai produktif, mereka berharap mampu memberikan pendapatan bagi kebutuhan keluarga.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali I Gusti Putu Nuriartha ketika dihubungi di Denpasar, membenarkan hal itu, bahkan para istri nelayan juga disebutkan ikut aktif menciptakan peluang usaha.
"Para istri nelayan dengan keterampilan yang dimiliki mengembangkan usaha skala rumah tangga, dengan harapan tetap mempunyai penghasilan, meskipun suaminya tidak melaut," kata I Gusti Nuriartha.
Ia mengatakan, pihaknya secara berkesinambungan memberikan latihan keterampilan saat nelayan tidak melakukan aktivitas akibat perubahan cuaca.
"Meskipun tidak melakukan imbauan, para nelayan tidak akan melaut pada hari-hari perubahan cuaca, karena mereka sudah berpengalaman di laut," tutur I Gusti Nuriartha.
Nuriartha mengakui, dalam setahun itu nelayan mengalami masa-masa panen maupun paceklik akibat gelombang laut yang besar disertai dengan angin kencang.
Nelayan dalam hidup keseharian telah dididik untuk hemat dan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung saat musim panen, sehingga ada jaminan dalam menyambung hidup saat paceklik.
Dikatakan, nelayan atau masyarakat pesisir saat perubahan cuaca belakangan ini tetap melakukan aktivitas di darat sehingga tidak ada yang menganggur.
Sementara beberapa nelayan di Pantai Kedonganan, Badung Selatan tetap melakukan aktivitas di dekat pantai dengan menjaring ikan-ikan kecil.
Ikan hasil tangkapannya itu untuk pemindangan atau sebagai bahan pakan ternak, sehingga nelayan tetap mempunyai penghasilan, kata Nuriartha. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
Wartawan ANTARA dari Denpasar, Kamis melaporkan, hampir sebagian besar nelayan di berbagai daerah di Bali belakangan ini tidak bisa melaut sehubungan munculnya gelombang besar disertai angin kencang.
Dengan memperbaiki jaring dan menekuni usaha lain yang dinilai produktif, mereka berharap mampu memberikan pendapatan bagi kebutuhan keluarga.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali I Gusti Putu Nuriartha ketika dihubungi di Denpasar, membenarkan hal itu, bahkan para istri nelayan juga disebutkan ikut aktif menciptakan peluang usaha.
"Para istri nelayan dengan keterampilan yang dimiliki mengembangkan usaha skala rumah tangga, dengan harapan tetap mempunyai penghasilan, meskipun suaminya tidak melaut," kata I Gusti Nuriartha.
Ia mengatakan, pihaknya secara berkesinambungan memberikan latihan keterampilan saat nelayan tidak melakukan aktivitas akibat perubahan cuaca.
"Meskipun tidak melakukan imbauan, para nelayan tidak akan melaut pada hari-hari perubahan cuaca, karena mereka sudah berpengalaman di laut," tutur I Gusti Nuriartha.
Nuriartha mengakui, dalam setahun itu nelayan mengalami masa-masa panen maupun paceklik akibat gelombang laut yang besar disertai dengan angin kencang.
Nelayan dalam hidup keseharian telah dididik untuk hemat dan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung saat musim panen, sehingga ada jaminan dalam menyambung hidup saat paceklik.
Dikatakan, nelayan atau masyarakat pesisir saat perubahan cuaca belakangan ini tetap melakukan aktivitas di darat sehingga tidak ada yang menganggur.
Sementara beberapa nelayan di Pantai Kedonganan, Badung Selatan tetap melakukan aktivitas di dekat pantai dengan menjaring ikan-ikan kecil.
Ikan hasil tangkapannya itu untuk pemindangan atau sebagai bahan pakan ternak, sehingga nelayan tetap mempunyai penghasilan, kata Nuriartha. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010