Pekanbaru (Antara Bali) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, Riau, menyebutkan dalam dua hari terakhir satelit NOAA-18 mendeteksi kemunculan titik panas di 45 lokasi yang tersebar di Sumatera.
"Puluhan titik panas diindikasi sebagai kebakaran lahan atau hutan itu terjadi di sejumlah provinsi di Sumatera," kata Yudhistira Mawaddah, analis BMKG di Pekanbaru, Senin.
Sejak 5 Januari lalu, titik panas atau "hotspot" terdeteksi muncul di Riau, mencapai 23 titik, disusul Sumatera Barat delapan lokasi, Jambi enam, Sumatera Utara lima, dan Sumatera Selatan dua tempat.
Potensi kemunculan titik panas, menurut Yudhis, diprediksi terjadi hingga dua hari ke depan disebabkan suhu udara yang masih panas.
"Memang, Januari ini sebenarnya sebagian besar wilayah di Sumatera masih musim hujan, namun akibat minimnya sistem kelembaban udara di atas daratan pulau ini, menyebabkan suhu udara turut memanas," katanya.
Kondisi demikian, berpotensi memunculkan titik panas pada sejumlah wilayah di Sumatera, terutama di Riau.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan untuk kepentingan apapun. Karena hal itu bisa mendatangkan bencana lanjutan seperti kabut asap yang dapat mengganggu penerbangan atau hal lain," katanya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Puluhan titik panas diindikasi sebagai kebakaran lahan atau hutan itu terjadi di sejumlah provinsi di Sumatera," kata Yudhistira Mawaddah, analis BMKG di Pekanbaru, Senin.
Sejak 5 Januari lalu, titik panas atau "hotspot" terdeteksi muncul di Riau, mencapai 23 titik, disusul Sumatera Barat delapan lokasi, Jambi enam, Sumatera Utara lima, dan Sumatera Selatan dua tempat.
Potensi kemunculan titik panas, menurut Yudhis, diprediksi terjadi hingga dua hari ke depan disebabkan suhu udara yang masih panas.
"Memang, Januari ini sebenarnya sebagian besar wilayah di Sumatera masih musim hujan, namun akibat minimnya sistem kelembaban udara di atas daratan pulau ini, menyebabkan suhu udara turut memanas," katanya.
Kondisi demikian, berpotensi memunculkan titik panas pada sejumlah wilayah di Sumatera, terutama di Riau.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan untuk kepentingan apapun. Karena hal itu bisa mendatangkan bencana lanjutan seperti kabut asap yang dapat mengganggu penerbangan atau hal lain," katanya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013