Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) menjadikan Stabilisasi Pangan dan Harga Pokok (SPHP) Award sebagai wadah untuk mengumpulkan pemangku kepentingan di bidang pangan sekaligus dapat memperkuat sinergitas mereka dalam menjaga pangan.

"SPHP Award ini merupakan momentum yang sangat membanggakan karena seluruh stakeholder yang menjaga pangan dari hulu hingga hilir, pemerintah pusat hingga daerah, BUMN, BUMD, dan asosiasi semua hadir untuk memperkuat sinergi bersama menjaga pangan," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Ari di Badung, Bali, Jumat (15/9) malam.

Pada acara itu Arief menyerahkan 12 kategori penerima penghargaan, yaitu enumerator produsen terbaik; enumerator konsumen terbaik; PJ panel provinsi terbaik; GPM provinsi terbaik; GPM kabupaten/kota terbaik; dan FDP provinsi terbaik.

Selain itu, juga penghargaan bagi pelaku komoditas terbaik untuk beras, cabai, bawang merah, jagung, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng; dukungan BUMD pada kegiatan SPHP terbaik; koperasi/poktan/gapoktan terbaik; institusi pengawasan kegiatan SPHP terbaik; provinsi pelaksana SPHP terbaik; dan kabupaten/kota inflasi terendah.

Dengan adanya SPHP Award ini, Kepala Bapanas itu berharap dapat menjadi motivasi bagi para penerima penghargaan untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian. Bagi pemangku kepentingan yang masih belum menerima, meningkatkan kinerja dalam stabilisasi pangan dan harga pokok ke depan.

Baca juga: Bulog Bali mulai bagikan beras gratis ke 194 ribu penerima

Pimpinan di lembaga yang berdiri selama 2 tahun ini menyampaikan apresiasinya terhadap jajaran kepala daerah dan OPD yang menangani masalah pangan karena selama ini telah menggelar gerakan pangan murah, penyaluran beras SPHP, penyaluran cadangan beras pemerintah untuk bantuan pangan, dan fasilitasi distribusi pangan.

"Kami juga mengapresiasi kerja keras 856 enumerator dan 34 PJ di setiap provinsi yang membantu kami mengumpulkan harga pangan di daerah sehingga strategi dan kebijakan yang dibuat sudah berdasarkan data valid,” kata dia.

Salah satu upaya stabilisasi yang dilakukan Bapanas saat ini adalah membanjiri Pasar Induk Cipinang di Jakarta dengan beras SPHP sebanyak 4.500 ton.

Selain memberikan penghargaan untuk memotivasi menangani masalah pangan, Bapanas juga menyerahkan bantuan sara prasarana penguat stok pangan, serta dana dekonsentrasi. Seluruhnya berasal dari 30 persen anggaran lembaga ketahanan pangan ini sebesar Rp142 miliar.

Salah satu yang mendapat bantuan adalah tuan rumah kegiatan, yaitu Bali yang menerima reefer container atau lemari pendingin, bersama tujuh daerah lainnya.

Baca juga: Bulog Bali: Harga beras premium naik, permintaan beras SPHP melonjak

"Sarana dan prasarana penanganan pangan pasti memberikan dampak. Akan tetapi, tentunya yang lain perlu diperhatikan juga utamanya kerja sama seperti terkait beras itu bulog dengan perumda pangan," kata Asisten II Setda Provinsi Bali I Wayan Serinah menanggapi pemberian ini.

Perwakilan Pemprov Bali itu belum menyampaikan peruntukan sarana penjaga ketahanan stok tersebut. Namun, dia meyakini kegiatan Bapanas ini sangat memberi dampak pada pelaksanaan tugas di daerah.

"Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan pangan, baik melalui peningkatan produksi maupun penjagaan stok, khususnya pangan strategis yang memengaruhi tingkat inflasi, baik nasional maupun daerah, serta memastikan stabilitas pangan tetap terjaga," kata dia.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023