Jakarta (Antara Bali) - Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) mengatakan, rumput laut merupakan komoditas yang cocok untuk penerapan "blue economy", karena merupakan implementasi sektor kelautan untuk kesejahteraan yang berkelanjutan.

Pemanfaatan rumput laut memberikan banyak manfaat, mulai dari penciptaan lapangan kerja untuk masyarakat yang tinggal di daerah pantai, merupakan bahan baku dari berbagai industri pangan, farmasi, kesehatan, kosmetik, pupuk cair dan berbagai prospek lainnya.

"Hal ini menjadikan rumput laut sebagai salah satu komoditi 'blue economy" di Indonesia," kata Ketua Umum ARLI Safari Azis, dalam siaran pers ARLI yang diterima di Jakarta, Rabu.

Safari mencontohkan, ARLI bersama-sama Kelompok Tani Rumput Laut Bali sebagai para pelaku usaha yang melakukan pembibitan dan pembudidayaan rumput laut di Bali akan mengembangkan pemasaran rumput laut yang lebih luas dalam jumlah yang lebih besar dengan kualitas standard dengan memanfaatkan kemampuan dan "networking" (jaringan) ARLI.

Ia menuturkan, kerja sama pemasaran termasuk pengembangan dan pembinaan itu sebagai bagian dan upaya untuk menjadikan rumput laut sebagai salah satu sumber mata pencaharian utama penduduk Desa Kutuh, Kabupaten Badung, Bali.

"Diharapkan rumput laut Kutuh yang memiliki potensi dan kualitas sangat baik bisa terus ditingkatkan di masa yang akan datang," katanya.(*/ADT)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013