Seniman Sanggar Seni Mangu Swara yang menjadi Duta Kabupaten Badung, Bali mementaskan lakon bertajuk "Giri Segara Tanu" saat tampil dalam Parade Arja Klasik rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV tahun 2023.
 
"Kami menang rutin tampil setiap tahun, artinya para seniman yang terlibat sebenarnya sudah terbiasa untuk tampil karena sudah menguasai lakon yang dipentaskan baik itu dari segi olah vokal maupun dari segi tarian," kata penanggungjawab pementasan dari Sanggar Seni Mangu Swara Desak Made Suarti Laksmi di Mangupura, Bali, Kamis.
 
Ia mengatakan selama proses persiapan pementasan, seluruh seniman yang terlibat memang menemui sejumlah kendala yang menurutnya hal tersebut sudah biasa dihadapi.
 
"Untuk seniman yang mengerti proses, tentu mereka sudah paham dan lebih mudah diarahkan. Namun, ada juga yang belum mengerti proses, terkadang mereka merasa lelah, ada yang menangis. Inilah yang menjadi tantangan dalam persiapan, dan hal itu sudah bisa ditangani," kata dia.
 
Laksmi menjelaskan lakon tersebut mengisahkan tentang Raja Surya Kencana jatuh sakit semenjak permaisurinya meninggal dunia. Putri penerus tahta kerajaan Diah Galuh Prawartirta oleh kebanyakan rakyat diharapkan sebagai pengganti tampuk pemerintahan mengingat sang putri yang memiliki kecerdasan dan kekuatan.
 
Namun ibu tirinya, Prami Ghoro Isani bersiasat untuk mengangkat putri tunggalnya Galuh Ajeng Gorindradewi sebagai penerus tahta kerajaan Galuh Giri Salaka.

Oleh karena itu, ia bersekongkol dengan Prabhu Wilatadwarakara dari kerajaan Bentar Segara yang merupakan musuh bebuyutan kerajaan Galuh Giri Salaka.
 
Untuk memuluskan perebutan kekuasaan, Prami Ghora Isani mengusir Rahaden Galuh Prawartirta dari Kerajaan. Sementara di Pasraman Patirtan Giri Wukir Tirtarum, Pangeran Hariwiryanatanu sudah menyelesaikan pendidikan keprajuritan dari Bhagawan Medhadyaksa yang menyarankan untuk merebut kembali kekuasaan Kerajaan Kertodyana Negara yang dirampas oleh Prabu Wilatadwarakara melalui kerajaan Galuh Giri Salaka.
 
Dalam perjalanan, sang pangeran bertemu dengan kelompok begal Jagal Sonohara yang memalak para pelintas dengan membayar upeti terutama bagi setiap orang yang melintas di daerah kekuasaannya. Perseteruan pun terjadi. Pada akhirnya, sang pangeran menaklukkan kawanan begal dengan mudah.
 
Sang pangeran pun melanjutkan perjalanan dengan tujuan besar akan bertanding dengan Dewi Kerajaan Galuh yang menurut berita akan diboyong oleh Raja Bentar Segara.
 
Prabu Wilatadwarakala dari Kerajaan Njung Bentar Segara meyakini akan memboyong putri cantik Dyah Galuh Prawartirta yang termasyur kecantikannya sebagai hadiah konspirasi persembahan Prameswari kerajaan Galuh.
 
Namun, kenyataannya dia dirayu oleh Galuh Ajeng Gorindradewi yang oleh Ibunya diharapkan menjadi pendamping sang Prabu menduduki singasana Kerajaan Galuh Giri Salaka. Keadaan semakin runyam dengan datangnya Pangeran Hariwiryanatanu yang hendak menguasai kerajaan Galuh dan hendak mempersunting sang Dewi.
 
Para seniman yang tampil tampak sangat atraktif dalam memvisualisasikan suasana perang yang berkecamuk. Sang Prabu mengeluarkan Ulapasa, seekor naga sakti sebagai kekuatan perang. Sang Pangeran kemudian menganugerahi kekuatan sakti Bhagawan Medadyaksa untuk membinasakan ular tersebut.
 
Prabu Wilatadwarakara Raja Bentar Segara pun akhirnya takluk dari kekuatan Pangeran Hari Wijayatanu. Penyamaran Jagal Sonahara yang datang melumpuhkan Prami Ghori Isani terungkap. Pangeran Hariwiryanatanu akhirnya mengetahui bahwa Jagal Sonahara adalah putri Raja Galuh Giri Salaka yang dia cari.
 
Mereka selanjutnya menghadap sang ayah Prabu Surya Kencana untuk memohon restu agar mereka menjadi pasangan penerus penyatuan tahta pemerintahan Kerajaan Galuh Giri Salaka, Kerajaan Kerthodyana Negara, dan kerajaan Bentar Segara di bawah satu payung pemerintahan yang nyegara-giri.
 
Laksmi mengatakan melalui pementasan itu pihaknya ingin generasi muda dapat terus aktif dalam melestarikan kesenian tradisional Bali.
 
"Kami berpesan kepada generasi muda, agar bisa mencintai kesenian milik masyarakat Bali, milik nusantara, terutama sebagai generasi penerus untuk bisa mempertahankan kesenian ini," kata dia.

Pewarta: Rolandus Nampu/Naufal Fikri Yusuf

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023