Bank-bank mengadopsi praktik terbaik global baru dalam keputusan terkait pelanggan yang memiliki hubungan yang lebih kuat dan lebih menguntungkan dengan pelanggan yang tersedia

Singapura (Antara Bali/PRNewswire) - FICO (NYSE:FICO), penyedia terkemuka teknologi analitika dan manajemen keputusan, hari ini meminta para kreditur di Asia untuk memperkuat portofolio mereka dari dalam dengan mengembangkan pelanggan yang sudah ada untuk potensi keuntungan yang belum dimanfaatkan. Menurut Dan McConaghy, Presiden FICO di Asia Pasifik, tekanan makro ekonomi yang terus-menerus, penurunan tingkat pertumbuhan regional, modal yang lebih mahal, dan persaingan dari kreditur non-tradisional menuntut agar para kreditur Asia ini memastikan bahwa mereka menarik pelanggan terbaik, terus meminjam kepada mereka dan mewujudkan nilai penuh dari hubungan tersebut.

"Kreditur di Asia dengan cepat memiliki gagasan untuk berbisnis dengan pelanggan," kata McConaghy. "Sementara banyak bank di Asia Pasifik mulai mengadopsi keputusan di tingkat pelanggan, terdapat kebutuhan untuk meningkatkan berbagai upaya ini dan menghindarkan ketergantungan pada pelanggan baru, pembayaran dan peningkatan batas kredit untuk mendorong pertumbuhan."

Kebutuhan untuk memperluas keputusan di tingkat pelanggan dan meningkatkan keuntungan pelanggan ini diumumkan pada Forum tahunan ketiga FICO APAC Chief Risk Officer, yang dihadiri oleh lebih dari 30 petugas bidang risiko dari bank ritel di seluruh kawasan Asia Pasifik. Temuan dan diskusi dari pertemuan tertutup yang digelar akhir pekan ini menyoroti peningkatan peran petugas bidang risiko dalam memungkinkan pertumbuhan yang menguntungkan melalui penilaian risiko yang lebih disesuaikan bagi pelanggan di semua rekening dan produk.

"Manajemen di tingkat pelanggan bukanlah ide baru, tetapi untuk beberapa bank di Asia hal ini masih merupakan visi dibanding kenyataan," kata Dr. Andrew Jennings, Chief Analytics Officer dan Kepala FICO Labs. "Untuk mengimbangi front-runners, bank yang masih beroperasi dalam lumbung khusus untuk produk perlu bergerak maju dengan inisiatif integrasi data, memanfaatkan teknik dan teknologi Big Data, dan memanfaatkan data tambahan seperti data transaksi dalam rekening yang tersedia saat ini maupun rekening DDA."

Bank tidak boleh terintimidasi oleh gagasan untuk memperoleh sudut pandang 360 derajat dari pelanggan. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Jennings kepada petugas bidang risiko yang hadir di forum ini, biasanya ada 20-30 aspek tentang setiap pelanggan yang perlu dipahami oleh bank. Ini akan memberikan dasar untuk 80% sampai 90% laba.

Sepakat dengan pendapat petugas bidang risiko pada FICO APAC Chief Risk Officer Forum adalah Cyrus Daruwala, Managing Director IDC Financial Insights Asia Pasifik, yang mempresentasikan temuan survei terbaru pada kenaikan kecil yang diperkirakan dalam pengeluaran yang akan terjadi karena kreditur di Asia berusaha meningkatkan profitabilitas pelanggan serta sesuai dengan sejumlah tata kelola dan tindakan kepatuhan. Bahkan, IDC memprediksi bahwa bank-bank yang tidak menggunakan sistem manajemen pelanggan yang terpadu akan menghabiskan sebesar lebih dari 40% dalam risiko dan pengeluaran.

"Bahkan saat ini, tingkat integrasi data yang terjadi di banyak bank Asia tidak memungkinkan untuk mengambil data yang relevan ke dalam pandangan tunggal pelanggan," ujar Daruwala. "Ini berarti banyak petugas bidang risiko -- 60% menurut penelitian kami -- tidak memiliki pandangan tunggal tentang bisnis mereka dengan pelanggan, pada saat konsumen yang lebih mapan dalam hal keuangan dan kebutuhan akan mengubah norma transaksi saat ini. Munculnya beberapa saluran lebih lanjut akan menarik manajemen pelanggan, sehingga petugas bidang risiko dari bank semakin tertarik dengan solusi analitik dari FICO yang dapat dikoordinasikan di seluruh lini bisnis dan produk, dengan tujuan akhir hubungan yang lebih dalam dan berkelanjutan dengan pelanggan yang sudah ada."

Kontak Media:

Lauren Dettloff
FICO
Tel: +65-9277-7957
LaurenDettloff@fico.com
(PRW/ADT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012