Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah di Indonesia pada Rabu.
Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan provinsi yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian Bangka Belitung, Banten, Bengkulu.
Selain itu, sebagian DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selaran, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengajak dunia internasional untuk mengatasi kesenjangan antara teknologi kebencanaan dan pemahaman masyarakat guna menekan risiko bencana.
"Meskipun sudah ada peringatan dini untuk melakukan evakuasi, jika tidak didukung dengan pemahaman tentang mitigasi kebencanaan, kesadaran, keterampilan, dan juga kemampuan respons yang cepat dan tepat, sistem peringatan dini tersebut akan gagal dalam mencegah terjadinya korban," ujar dia.
Dia menilai kelemahan dalam antisipasi, mitigasi, dan peringatan dini bencana berpotensi besar mengancam keselamatan jiwa, sedangkan kerugian ekonomi pun semakin besar, terutama untuk negara-negara berkembang yang masuk dalam kategori rawan bencana dengan intensitas dan frekuensi bencana yang tinggi.
Saat ini, menurut dia, kondisi bumi semakin kompleks sehingga membutuhkan pengamatan dan data yang cepat, tepat, akurat, dan sistematis.
Selain itu, kata dia, butuh inovasi teknologi yang mumpuni serta analis dan pemodelan yang andal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan provinsi yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian Bangka Belitung, Banten, Bengkulu.
Selain itu, sebagian DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selaran, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengajak dunia internasional untuk mengatasi kesenjangan antara teknologi kebencanaan dan pemahaman masyarakat guna menekan risiko bencana.
"Meskipun sudah ada peringatan dini untuk melakukan evakuasi, jika tidak didukung dengan pemahaman tentang mitigasi kebencanaan, kesadaran, keterampilan, dan juga kemampuan respons yang cepat dan tepat, sistem peringatan dini tersebut akan gagal dalam mencegah terjadinya korban," ujar dia.
Dia menilai kelemahan dalam antisipasi, mitigasi, dan peringatan dini bencana berpotensi besar mengancam keselamatan jiwa, sedangkan kerugian ekonomi pun semakin besar, terutama untuk negara-negara berkembang yang masuk dalam kategori rawan bencana dengan intensitas dan frekuensi bencana yang tinggi.
Saat ini, menurut dia, kondisi bumi semakin kompleks sehingga membutuhkan pengamatan dan data yang cepat, tepat, akurat, dan sistematis.
Selain itu, kata dia, butuh inovasi teknologi yang mumpuni serta analis dan pemodelan yang andal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023