Dinas Kesehatan Provinsi Bali mendorong entomolog yang tergabung dalam Perkumpulan Entomologi Kesehatan Indonesia (PEKI) Bali berperan dalam upaya pencegahan penularan penyakit demam berdarah dengue atau DBD.
Pada acara pelantikan pengurus PEKI Bali di Kota Denpasar, Sabtu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ni Wayan Murdani menyampaikan bahwa entomolog diharapkan berperan dalam program pemanfaatan bakteri Wolbachia untuk mencegah penularan virus dengue.
Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue yang ada di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti sehingga nyamuk itu tidak bisa lagi menularkan virus dengue ke tubuh manusia.
"Ke depan PEKI Bali mudah-mudahan ikut dalam program. Tentu didorong (untuk berperan), karena penelitiannya akan berlanjut, akan kita evaluasi, ada kajian terkait Wolbachia," kata Murdani.
Ia juga menyampaikan bahwa jumlah entomolog yang ada di Pulau Dewata belum seimbang dengan kebutuhan untuk mewujudkan kesehatan lingkungan.
Namun, dia mengapresiasi peran perkumpulan entomolog dalam membantu upaya pengendalian vektor mengingat menurut data Dinas Kesehatan jumlah orang yang terserang DBD di wilayah Bali mencapai 3.824 orang selama Januari hingga Mei 2023.
Murdani berharap PEKI meningkatkan peran dalam pengembangan pemanfaatan Wolbachia untuk mencegah penularan DBD, yang saat ini baru dijalankan di Kota Denpasar.
Ketua PEKI Bali Sang Gede Purnama mengatakan bahwa perkumpulan siap membantu pemerintah mengembangkan pemanfaatan Wolbachia dalam pencegahan DBD serta mengembangkan sistem surveilans penyakit tular vektor.
Dia menekankan pentingnya penguatan upaya pencegahan penularan penyakit demam berdarah di daerah tujuan wisata seperti Bali.
"Laporan kami dapatkan dari Jepang melaporkan wisatawannya terinfeksi DBD, ini kan juga menjadi tantangan kesehatan wisata di Provinsi Bali," katanya.
"Jadi, waktu mereka berkunjung ke Bali kemudian pulang ke rumahnya terdeteksi. Laporan itu beberapa kali kita terima di Jepang, terutama yang melaporkan ada DBD dari warganya usai ke Bali," ia menambahkan.
Purnama bersama 35 anggota dan 16 pengurus PEKI Bali berkomitmen membantu penanggulangan penyakit tular vektor seperti DBD dan malaria.
"Sekarang di Bali untuk penyakit malaria memang sudah bebas, tetapi tantangan besar buat kita karena Provinsi Bali akan mengembangkan obyek wisata mangrove. Jadi malaria itu akan berpotensi besar saat obyek wisata malam dikembangkan di daerah mangrove," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Pada acara pelantikan pengurus PEKI Bali di Kota Denpasar, Sabtu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ni Wayan Murdani menyampaikan bahwa entomolog diharapkan berperan dalam program pemanfaatan bakteri Wolbachia untuk mencegah penularan virus dengue.
Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue yang ada di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti sehingga nyamuk itu tidak bisa lagi menularkan virus dengue ke tubuh manusia.
"Ke depan PEKI Bali mudah-mudahan ikut dalam program. Tentu didorong (untuk berperan), karena penelitiannya akan berlanjut, akan kita evaluasi, ada kajian terkait Wolbachia," kata Murdani.
Ia juga menyampaikan bahwa jumlah entomolog yang ada di Pulau Dewata belum seimbang dengan kebutuhan untuk mewujudkan kesehatan lingkungan.
Namun, dia mengapresiasi peran perkumpulan entomolog dalam membantu upaya pengendalian vektor mengingat menurut data Dinas Kesehatan jumlah orang yang terserang DBD di wilayah Bali mencapai 3.824 orang selama Januari hingga Mei 2023.
Murdani berharap PEKI meningkatkan peran dalam pengembangan pemanfaatan Wolbachia untuk mencegah penularan DBD, yang saat ini baru dijalankan di Kota Denpasar.
Ketua PEKI Bali Sang Gede Purnama mengatakan bahwa perkumpulan siap membantu pemerintah mengembangkan pemanfaatan Wolbachia dalam pencegahan DBD serta mengembangkan sistem surveilans penyakit tular vektor.
Dia menekankan pentingnya penguatan upaya pencegahan penularan penyakit demam berdarah di daerah tujuan wisata seperti Bali.
"Laporan kami dapatkan dari Jepang melaporkan wisatawannya terinfeksi DBD, ini kan juga menjadi tantangan kesehatan wisata di Provinsi Bali," katanya.
"Jadi, waktu mereka berkunjung ke Bali kemudian pulang ke rumahnya terdeteksi. Laporan itu beberapa kali kita terima di Jepang, terutama yang melaporkan ada DBD dari warganya usai ke Bali," ia menambahkan.
Purnama bersama 35 anggota dan 16 pengurus PEKI Bali berkomitmen membantu penanggulangan penyakit tular vektor seperti DBD dan malaria.
"Sekarang di Bali untuk penyakit malaria memang sudah bebas, tetapi tantangan besar buat kita karena Provinsi Bali akan mengembangkan obyek wisata mangrove. Jadi malaria itu akan berpotensi besar saat obyek wisata malam dikembangkan di daerah mangrove," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023