Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan meminta para wisudawan dapat segera beradaptasi ketika mereka masuk di dunia kerja karena diyakini sudah siap dari segi kompetensi yang dimiliki.

"Dari segi kompetensi kami percaya anak-anak didik kami kompeten sehingga mereka siap," kata Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan dalam acara Wisuda ke-31 ITB STIKOM Bali, di BNDCC Nusa Dua Badung, Bali, Senin.

Pada wisuda tersebut, ITB STIKOM Bali mewisuda 719 orang S1 dan D3 dan beberapa mahasiswa yang mengambil program "dual degree".

Sebulan setelah wisuda ini, ujar Dadang, dipastikan wisudawan sudah bekerja maupun berwirausaha.

Dalam kesempatan tersebut, Dadang juga mengingatkan para wisudawan tentang pentingnya karakter. "Selain mata kuliah wajib dan mata kuliah yang utama, kami mengadakan kuliah-kuliah yang mendukung karakter seperti etika profesi, seni budaya, pendidikan kewirausahaan dan sebagainya.

Selain itu, pihaknya selalu mengingatkan mereka untuk selalu belajar dan meningkatkan karirnya serta spirit "long life education".

"Sekarang belajar bisa dari mana saja baik formal maupun non formal. Ini kami harapkan bisa berguna untuk diri mereka sendiri, keluarga, orang lain, bahkan bangsa dan negara," ujarnya.

Seluruh dosen ketika mengajar daring maupun luring juga diwajibkan untuk memberi 10 menit dari waktu mengajar yang bersifat disiplin, karakter, motivasi agar mereka (mahasiswa) lebih baik, baik dari soft skill maupun hard skillnya.

Sementara itu Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Prof Dr Made Bandem menyampaikan pihaknya berjuang keras sejak 2001 saat masih berbentuk STMIK STIKOM Bali yang sekarang menjadi ITB STIKOM Bali.

"Sejak itu kami berjuang keras. Pada waktu itu belum ada perguruan tinggi di Bali yang memberi S1 dalam bidang TIK (teknologi informasi dan komputer itu," ujarnya.

Selanjutnya pihak memberanikan diri dengan kerja keras, cari gedung, cari dosen dan hingga kini memiliki 7.000 mahasiswa dan telah menamatkan lebih dari 10 ribu orang.

ITB STIKOM Bali tidak hanya mengelola STIKOM, melainkan ada Polteknas di Denpasar, Karangasem, Buleleng dan Abiansemal. Yayasan juga memiliki SMK TI Bali Global, memiliki Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STTB) yang sekarang memiliki 4.000 mahasiswa.

"Sebagai yayasan, kami akan terus mendukung kemajuan-kemajuan yang dilakukan perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah kami. Kita beri fasilitasnya, terutama laboratorium," katanya.

Menurut dia, tanpa laboratorium yang bagus dan canggih akan sulit menghadapi perkembangan-perkembangan yang sekarang.

"Ini yang kita terus tingkatkan sehingga apa yang kita harapkan bisa tercapai," katanya.

Prof Bandem menyampaikan hal yang pokok yakni peran teknologi, peran kebudayaan ekonomi kreatif dan foreign economy, itu bagian dari kehidupan masa depan mereka.

"Jadi mereka siap untuk hidup menyiapkan lapangan pekerjaan untuk mereka sendiri dan orang lainnya," katanya

Untuk diketahui para wisudawan ada dari Program Strata 1 (S1), Program Diploma 3 (D3). Sarjana komputer ini terdiri dari Program Studi Sistem Informasi, Program Studi Sistem Komputer, dan Program Studi Teknologi Informasi.

"Mereka menempuh pendidikan rata-rata tiga tahun untuk program diploma 3 dan empat tahun untuk program sarjana. Semua alumni tersebar di seluruh Indonesia bahkan ada yang bekerja di luar negeri," katanya.

Di antara ratusan wisudawan kali ini, ada yang memperoleh dua gelar, yakni Sarjana Komputer (S. Kom) dari ITB STIKOM Bali dan Bachelor of Information Technology (BIT) dari HELP University Kuala Lumpur, Malaysia.

Ini merupakan hasil kerja sama dengan HELP University Kuala Lumpur dari tahun 2007 dan hingga kini sudah menghasilkan sarjana dua gelar sebanyak 182 orang.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023