Batam (Antara Bali) - Perum LKBN ANTARA bersama beberapa mitra menanam ratusan pokok pohon penghijauan di Pulau Putri, Kecamatan Nongsa, Kota Batam yang merupakan daratan tapal batas terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Malaysia dan Singapura.
"Kondisi pulau putri sudah sangat kritis.Jadi harus dihijaukan agar tidak habis dimakan abrasi,"kata Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Kepri, Evy Ratnawati di Pulau Putri, Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Evy mengatakan acara yang dilaksanakan pada hari ulang tahun LKBN ANTARA ke-75 tersebut terlaksana atas kerja sama dengan Pemerintah Kota Batam, Bapedal Kota Batam, Program CSR Batamindo Investment Cakrawala, Yayasan Citra Mas, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepri serta Rumah Zakat.
Selain menanam pohon mangrove, pinus laut dan kelapa, sekitar seratus orang peserta bergotong royong membersihkan sampah plastik yang sebagian dikotori limbah minyak hitam yang terbawa arus musim angin utara.
Dia mengatakan, Pulau Putri sebagai penentu batas teritorial Indonesia harus dilestarikan, salah satu caranya dengan menanam pohon.
"Kami harap upaya ini akan menggugah pihak lain untuk peduli dan ikut menyelamatkan Pulau Putri," kata dia.
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan dalam kesempatan yang sama mengatakan secara kasat mata Pulau Putri semakin mengecil.
"Kalau untuk segi hukum, pulau ini tidak akan diklaim pihak asing baik Singapura ataupun Malaysia. Yang perlu dikhawatirkan ialah cuaca dan ombak yang mengakibatkan abrasi sehingga mengancam pulau," kata dia. (*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kondisi pulau putri sudah sangat kritis.Jadi harus dihijaukan agar tidak habis dimakan abrasi,"kata Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Kepri, Evy Ratnawati di Pulau Putri, Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Evy mengatakan acara yang dilaksanakan pada hari ulang tahun LKBN ANTARA ke-75 tersebut terlaksana atas kerja sama dengan Pemerintah Kota Batam, Bapedal Kota Batam, Program CSR Batamindo Investment Cakrawala, Yayasan Citra Mas, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepri serta Rumah Zakat.
Selain menanam pohon mangrove, pinus laut dan kelapa, sekitar seratus orang peserta bergotong royong membersihkan sampah plastik yang sebagian dikotori limbah minyak hitam yang terbawa arus musim angin utara.
Dia mengatakan, Pulau Putri sebagai penentu batas teritorial Indonesia harus dilestarikan, salah satu caranya dengan menanam pohon.
"Kami harap upaya ini akan menggugah pihak lain untuk peduli dan ikut menyelamatkan Pulau Putri," kata dia.
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan dalam kesempatan yang sama mengatakan secara kasat mata Pulau Putri semakin mengecil.
"Kalau untuk segi hukum, pulau ini tidak akan diklaim pihak asing baik Singapura ataupun Malaysia. Yang perlu dikhawatirkan ialah cuaca dan ombak yang mengakibatkan abrasi sehingga mengancam pulau," kata dia. (*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012