Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali menyambut pencabutan status darurat COVID-19 yang diumumkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena diyakini mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.
Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun di Denpasar, Senin, mengatakan kabar ini menggembirakan bagi dunia pariwisata karena mereka kian optimis target kunjungan terpenuhi, meskipun secara resmi satgas COVID-19 nasional belum mengumumkan langkah Indonesia.
“Bagaimanapun juga di Indonesia masih ditangani satgas, sehingga nanti penjabarannya seperti apa kita tinggal melaksanakan. Tapi dari satu sisi, komponen pariwisata sangat menyambut gembira hal ini sehingga hal ini lebih memudahkan pergerakan wisatawan dari seluruh dunia ke Bali,” kata dia.
Kepada media, Tjok Bagus menilai kondisi ini sangat efektif dalam rangka mendatangkan wisatawan mancanegara apalagi Pemprov Bali memiliki target kunjungan wisman sebanyak 4,5 juta kunjungan di tahun 2023.
Baca juga: Presiden Jokowi minta para menteri gaungkan lagi protokol kesehatan
Hingga saat ini, kata dia, setidaknya 1.484.000 wisatawan mancanegara sudah melakukan perjalan ke Pulau Dewata dari Januari-April 2023, dengan kunjungan tertinggi didominasi Australia, disusul India, Rusia, Singapura, Inggris, Amerika, Malaysia, Korea Selatan, Jerman, kemudian China.
Disinggung soal rencana Pemprov Bali memberi kuota untuk kedatangan wisman, Tjok Bagus sebut itu tidak mempengaruhi target-target untuk wisatawan, melainkan bentuk pemerintah dalam menyaring wisman berkualitas.
“Kuota bukan jumlah, artinya kualitas. Selama ini kan kualitas itu yang diinginkan karena pak gubernur sudah menyiapkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali. Semua berstandar, termasuk Peraturan Gubernur Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali, bagaimana kita tekan pariwisata yang berkualitas dan bermartabat,” jelasnya.
Lebih lanjut, berkualitas yang dimaksud terlihat dari bagaimana nantinya wisatawan yang masuk mampu menghargai budaya lokal dan tradisi di Bali, termasuk menjaga lingkungan dengan pengelolaan sampah berbasis sumber.
Dengan menyaring wisatawan yang berkualitas maka akan terbentuk pariwisata yang berkualitas, wisatawan diprediksi akan kembali dan kembali lagi berwisata serta memiliki durasi kunjungan yang panjang.
Baca juga: Presiden Jokowi: Protokol kesehatan paling penting saat terima turis China
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun di Denpasar, Senin, mengatakan kabar ini menggembirakan bagi dunia pariwisata karena mereka kian optimis target kunjungan terpenuhi, meskipun secara resmi satgas COVID-19 nasional belum mengumumkan langkah Indonesia.
“Bagaimanapun juga di Indonesia masih ditangani satgas, sehingga nanti penjabarannya seperti apa kita tinggal melaksanakan. Tapi dari satu sisi, komponen pariwisata sangat menyambut gembira hal ini sehingga hal ini lebih memudahkan pergerakan wisatawan dari seluruh dunia ke Bali,” kata dia.
Kepada media, Tjok Bagus menilai kondisi ini sangat efektif dalam rangka mendatangkan wisatawan mancanegara apalagi Pemprov Bali memiliki target kunjungan wisman sebanyak 4,5 juta kunjungan di tahun 2023.
Baca juga: Presiden Jokowi minta para menteri gaungkan lagi protokol kesehatan
Hingga saat ini, kata dia, setidaknya 1.484.000 wisatawan mancanegara sudah melakukan perjalan ke Pulau Dewata dari Januari-April 2023, dengan kunjungan tertinggi didominasi Australia, disusul India, Rusia, Singapura, Inggris, Amerika, Malaysia, Korea Selatan, Jerman, kemudian China.
Disinggung soal rencana Pemprov Bali memberi kuota untuk kedatangan wisman, Tjok Bagus sebut itu tidak mempengaruhi target-target untuk wisatawan, melainkan bentuk pemerintah dalam menyaring wisman berkualitas.
“Kuota bukan jumlah, artinya kualitas. Selama ini kan kualitas itu yang diinginkan karena pak gubernur sudah menyiapkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali. Semua berstandar, termasuk Peraturan Gubernur Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali, bagaimana kita tekan pariwisata yang berkualitas dan bermartabat,” jelasnya.
Lebih lanjut, berkualitas yang dimaksud terlihat dari bagaimana nantinya wisatawan yang masuk mampu menghargai budaya lokal dan tradisi di Bali, termasuk menjaga lingkungan dengan pengelolaan sampah berbasis sumber.
Dengan menyaring wisatawan yang berkualitas maka akan terbentuk pariwisata yang berkualitas, wisatawan diprediksi akan kembali dan kembali lagi berwisata serta memiliki durasi kunjungan yang panjang.
Baca juga: Presiden Jokowi: Protokol kesehatan paling penting saat terima turis China
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023