Organisasi nonprofit asal Prancis SeaCleaners menyampaikan kesiapannya membantu Indonesia memproduksi kapal pengangkut sampah laut sebagaimana kapal mereka yang dinamakan Mobula 8.
“Kami sangat senang berkolaborasi dengan Indonesia jika ingin membangun kapal pengangkut sampah laut seperti Mobula 8 sehingga nanti ada banyak kapal-kapal serupa yang tersebar di banyak daerah Indonesia,” kata Manajer Komunikasi Internasional SeaCleaners Elise d'Epenoux menjawab pertanyaan ANTARA selepas acara peluncuran Mobula 8 di Pelabuhan Tanjung Benoa, Denpasar, Senin.
Elise menyampaikan ia juga mendengar ketertarikan Indonesia untuk membangun kapal pengangkut sampah laut itu langsung dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
“Menteri Luhut saat itu menyampaikan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mendukung pembuatan beberapa kapal Mobula 8 di Indonesia. Kami sangat senang membantu dan berkolaborasi,” kata Elise.
Staf Ahli Kemenko Marves Bidang Sosio-Antropologi Basilio D. Araujo saat ditemui di lokasi yang sama, Senin, menyampaikan transfer teknologi Mobula 8 jadi salah satu poin penting dari kerja sama Pemerintah Indonesia dan SeaCleaners.
Baca juga: Indonesia - Seacleaners luncurkan kapal pengangkut sampah di laut Bali
“Pak Luhut memang telah meminta untuk ada transfer teknologi, termasuk jika ada perusahaan yang ingin merakitnya, dan membuatnya SeaCleaners terbuka untuk itu,” kata Basilio yang mengawal kerja sama Indonesia dengan SeaCleaners sejak 2022.
Oleh karena itu, Basilio berharap adanya satu kapal Mobula 8 yang mulai beroperasi di Indonesia, Senin, dapat mendorong sektor swasta, dan universitas untuk berkolaborasi membuat kapal serupa demi mendukung aksi nasional mengurangi sampah laut.
“Nanti dengan contoh satu ini, mudah-mudahan ada perusahaan, mungkin dari universitas-universitas, misalnya Universitas Udayana, atau ITB (Institut Teknologi Bandung), ITS, mereka bisa melihat, dan membantu mendesain (kapal pengangkut sampah laut) ini,” kata Basilio.
Di Pelabuhan Tanjung Benoa, Denpasar, Bali, Senin, SeaCleaners bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan Pemerintah Provinsi Bali meluncurkan satu unit kapal Mobula 8 untuk mulai beroperasi selama 2–3 tahun di Indonesia.
Baca juga: Menparekraf: Kelola sampah di laut Bali wujudkan pariwisata berkelanjutan
Kapal pengangkut sampah laut itu direncanakan bakal berkeliling ke perairan di sekitar Pelabuhan Tanjung Benoa, kawasan hutan bakau di Benoa, dan perairan di bawah Tol Laut Bali Mandara selama kurang lebih 1 tahun. Nantinya, kapal itu direncanakan lanjut beroperasi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dan Raja Ampat, Papua Barat.
Kapal itu, yang berlayar dari Prancis, mampu mengumpulkan sampah dalam radius 15.000 meter persegi per jamnya, atau 18 kilometer persegi per tahun. Mobula 8, yang dirancang dan dibuat oleh SeaCleaners dapat mengangkut 2,4 ton sampah padat dari laut, dan 600 liter sampah cair.
Kapal tersebut, yang dioperasikan oleh satu orang nahkoda dan dibantu oleh 1–2 tenaga pemilah sampah, dilengkapi dengan jaring dan alat pengangkut sampah otomatis, serta meja pemilah sampah.
Sejauh ini, SeaCleaners baru mengoperasikan satu kapal Mobula 8, tetapi organisasi asal Prancis itu juga telah membuat dua kapal serupa.
“Saat ini kami mencari negara-negara yang mau bekerja sama. Beberapa menyampaikan ketertarikannya, misalnya, Thailand, Vietnam, Filipina, Uruguay, dan Senegal,” kata Elise.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
“Kami sangat senang berkolaborasi dengan Indonesia jika ingin membangun kapal pengangkut sampah laut seperti Mobula 8 sehingga nanti ada banyak kapal-kapal serupa yang tersebar di banyak daerah Indonesia,” kata Manajer Komunikasi Internasional SeaCleaners Elise d'Epenoux menjawab pertanyaan ANTARA selepas acara peluncuran Mobula 8 di Pelabuhan Tanjung Benoa, Denpasar, Senin.
Elise menyampaikan ia juga mendengar ketertarikan Indonesia untuk membangun kapal pengangkut sampah laut itu langsung dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
“Menteri Luhut saat itu menyampaikan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mendukung pembuatan beberapa kapal Mobula 8 di Indonesia. Kami sangat senang membantu dan berkolaborasi,” kata Elise.
Staf Ahli Kemenko Marves Bidang Sosio-Antropologi Basilio D. Araujo saat ditemui di lokasi yang sama, Senin, menyampaikan transfer teknologi Mobula 8 jadi salah satu poin penting dari kerja sama Pemerintah Indonesia dan SeaCleaners.
Baca juga: Indonesia - Seacleaners luncurkan kapal pengangkut sampah di laut Bali
“Pak Luhut memang telah meminta untuk ada transfer teknologi, termasuk jika ada perusahaan yang ingin merakitnya, dan membuatnya SeaCleaners terbuka untuk itu,” kata Basilio yang mengawal kerja sama Indonesia dengan SeaCleaners sejak 2022.
Oleh karena itu, Basilio berharap adanya satu kapal Mobula 8 yang mulai beroperasi di Indonesia, Senin, dapat mendorong sektor swasta, dan universitas untuk berkolaborasi membuat kapal serupa demi mendukung aksi nasional mengurangi sampah laut.
“Nanti dengan contoh satu ini, mudah-mudahan ada perusahaan, mungkin dari universitas-universitas, misalnya Universitas Udayana, atau ITB (Institut Teknologi Bandung), ITS, mereka bisa melihat, dan membantu mendesain (kapal pengangkut sampah laut) ini,” kata Basilio.
Di Pelabuhan Tanjung Benoa, Denpasar, Bali, Senin, SeaCleaners bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan Pemerintah Provinsi Bali meluncurkan satu unit kapal Mobula 8 untuk mulai beroperasi selama 2–3 tahun di Indonesia.
Baca juga: Menparekraf: Kelola sampah di laut Bali wujudkan pariwisata berkelanjutan
Kapal pengangkut sampah laut itu direncanakan bakal berkeliling ke perairan di sekitar Pelabuhan Tanjung Benoa, kawasan hutan bakau di Benoa, dan perairan di bawah Tol Laut Bali Mandara selama kurang lebih 1 tahun. Nantinya, kapal itu direncanakan lanjut beroperasi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dan Raja Ampat, Papua Barat.
Kapal itu, yang berlayar dari Prancis, mampu mengumpulkan sampah dalam radius 15.000 meter persegi per jamnya, atau 18 kilometer persegi per tahun. Mobula 8, yang dirancang dan dibuat oleh SeaCleaners dapat mengangkut 2,4 ton sampah padat dari laut, dan 600 liter sampah cair.
Kapal tersebut, yang dioperasikan oleh satu orang nahkoda dan dibantu oleh 1–2 tenaga pemilah sampah, dilengkapi dengan jaring dan alat pengangkut sampah otomatis, serta meja pemilah sampah.
Sejauh ini, SeaCleaners baru mengoperasikan satu kapal Mobula 8, tetapi organisasi asal Prancis itu juga telah membuat dua kapal serupa.
“Saat ini kami mencari negara-negara yang mau bekerja sama. Beberapa menyampaikan ketertarikannya, misalnya, Thailand, Vietnam, Filipina, Uruguay, dan Senegal,” kata Elise.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023