Tulungagung (Antara Bali) - Masyarakat Kabupaten Tulungagung, Jumat, menggelar ritual "jamasan" (memandikan) tombak "Kyai Upas", salah satu pusaka Kerajaan Mataram Islam yang diyakini menjadi cikal-bakal sejarah lahirnya daerah yang berada di pesisir selatan Jawa Timur tersebut.
ANTARA di Tulungagung melaporkan, prosesi adat memandikan pusaka daerah tersebut secara keseluruhan berlangsung sederhana, namun khidmat.
Meski tidak banyak masyarakat yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan ritual jamasan, sejak awal dimulainya acara hingga selesai, prosesi memandikan tombak pusaka warisan Raden Mas Tumenggung Pringgodiningrat tersebut, tetap berlangsung khidmat.
Tidak banyak tokoh/pejabat forum pimpinan daerah yang hadir dalam ritual jamasan tersebut, termasuk Bupati Tulungagung, Heru Tjahjono maupun wakilnya M. Athiyah.
Namun, hal itu sama sekali tidak mengurangi kesakralan tradisi jamasan tombak pusaka Kyai Upas yang dilakukan di belakang pendopo Kanjengan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kedungwaru tersebut.
Seratusan lebih warga dari berbagai daerah bahkan terlihat asyik berjubel di sekitar lokasi pemandian tombak pusaka yang dilakukan oleh sesepuh di lingkungan kanjengan, meski dipagar betis oleh puluhan abdi dalem yang kesemuanya berpakaian adat Jawa.
"Jamasan ini merupakan ritual tahunan yang selalu kami gelar setiap bulan Suro (penanggalan Jawa). Kebetulan karena ini juga menjadi budaya khas daerah dan berpotensi menarik wisatwan, acara ini kami selenggarakan bekerja sama dengan pemerintah daerah," ujar salah seorang keluarga besar kanjengan, RM Indronoto. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
ANTARA di Tulungagung melaporkan, prosesi adat memandikan pusaka daerah tersebut secara keseluruhan berlangsung sederhana, namun khidmat.
Meski tidak banyak masyarakat yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan ritual jamasan, sejak awal dimulainya acara hingga selesai, prosesi memandikan tombak pusaka warisan Raden Mas Tumenggung Pringgodiningrat tersebut, tetap berlangsung khidmat.
Tidak banyak tokoh/pejabat forum pimpinan daerah yang hadir dalam ritual jamasan tersebut, termasuk Bupati Tulungagung, Heru Tjahjono maupun wakilnya M. Athiyah.
Namun, hal itu sama sekali tidak mengurangi kesakralan tradisi jamasan tombak pusaka Kyai Upas yang dilakukan di belakang pendopo Kanjengan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kedungwaru tersebut.
Seratusan lebih warga dari berbagai daerah bahkan terlihat asyik berjubel di sekitar lokasi pemandian tombak pusaka yang dilakukan oleh sesepuh di lingkungan kanjengan, meski dipagar betis oleh puluhan abdi dalem yang kesemuanya berpakaian adat Jawa.
"Jamasan ini merupakan ritual tahunan yang selalu kami gelar setiap bulan Suro (penanggalan Jawa). Kebetulan karena ini juga menjadi budaya khas daerah dan berpotensi menarik wisatwan, acara ini kami selenggarakan bekerja sama dengan pemerintah daerah," ujar salah seorang keluarga besar kanjengan, RM Indronoto. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012